REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuka jalan untuk pengiriman sistem rudal pertahanan canggih, S-300, ke Iran. Langkah ini dinilai akan meningkatkan kemampuan militer Teheran secara signifikan.
Aljazeera melaporkan pada Senin (13/4), juru bicara Putin Dmitry Peskov mengatakan sistem rudal dapat dikirim ke Iran setiap saat. Tapi Peskov tak memberikan rincian lebih lanjut.
Rusia telah menandatangani kontrak senilai 80 juta dolar AS, untuk pengiriman sistem rudal S-300 ini pada 2007. Namun pengirimannya ditangguhkan selama tiga tahun, karena keberatan Amerika Serikat dan Israel. Pada Senin larangan tersebut dicabut oleh Putin.
Sistem rudal S-300 memiliki jangkauan hingga 200 kilometer. Sistem tersebut mamiliki kemampuan melacak dan menyerang sejumlah target secara bersamaan. Sistem S-300 merupakan salah satu senjata pertahanan udara paling ampuh di dunia.
"S-300 merupakan senjata defensif, yang tak dapat melayani tujuan ofensif dan tak akan membahayakan keamanan negara manapun, termasuk tentu saja Israel," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov saat berbicara dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dalam sambungan telepon.
Sementara Kerry mengatakan, upaya Rusia tersebut membahayakan rencana akhir kesepakatan nuklir Iran. Iran dan Negara Barat akan kembali memulai pembicaraan akhir untuk mencapai kesepakatan akhir sebelum tenggar waktu 30 Juni.
Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, negara-negara seperti Rusia sangat penting membantu keberhasilan negosiasi. Washington mengatakan, Moskow memainkan peran konstruktif dalam pembicaraan nuklir Iran.
Langkah Putin yang membuka jalan untuk pengiriman rudal canggihnya ke Iran, disambut baik oleh Teheran.