REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Malang Night Market (MNM) kian hari kian sepi. Banyak pedagang yang tutup dan pilih keluar dari wisata kuliner malam di Jala Kyai Tamin, Kota Malang itu. Saat ini, jumlah pedagang yang bertahan di lokasi sekitar 90 pedagang. Padahal, sebelumnya jumlah pedagang di wisata kuliner malam mencapai 150 pedagang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengakui kondisi Malang Night Market bertambah sepi. Apalagi saat musim hujan, banyak pedagang yang tidak berjualan. “Malah ada 26 pedagang yang keluar dari lokasi Malang Night Market,” kata Ida, Selasa (13/4).
Ia mengatakan pedagang yang keluar dari lokasi wisata kuliner malam rata-rata para pedagang kaki lima (PKL) dari Alun-alun Merdeka. Sebagian PKL di Alun-alun Merdeka memang ditampung di wisata kuliner malam. “Saya tidak tahu mereka pindah ke mana. Mungkin mencari tempat yang lebih ramai,” ujarnya.
Untuk merangsang pedagang datang, Pemkot Malang pun akan memberikan tenda gratisan kepada warga yang berminat. “Bagi warga yang memiki usaha kuliner, khususnya yang unik bisa mendaftar berjualan di Malang Night Market. Mereka bisa menempati tenda kosong secara gratis,” katanya.
Selain itu, lanjut Ida, untuk memeriahkan Malang Night Market, Disbudpar akan menambahkan hiburan di lokasi mulai 25 April 2015. Hiburan itu berupa pertunjukan kesenian tradisional yang ada di tiap kelurahan.
Awalnya program Malang Night Market atau wisata kuliner malam diadakan untuk memperkenalkan kuliner tradisional khas Kota Malang. Selain itu, Malang Night Market diharapkan bisa menampung PKL yang berjualan di kawasan Alun-alun Merdeka dan Pasar Besar.
Pemkot Malang menyediakan 150 tenda sebagai tempat berjualan para pedagang. Malang Night Market mulai beroperasi pukul 18.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB.