REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Tinggi Kelompok Hizbullah Lebanon, Sheikh Naim Kassem, mengkritik keras serangan Arab Saudi ke kelompok Syiah Houthi di Yaman. Kassem menuduh Saudi melakukan genosida dengan melakukan serangan udara.
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Wakil Kepala militan Syiah tersebut mengatakan, Saudi membuat kesalahan strategis dengan ikut campur tangan dalam urusan internal Yaman. Ia memperingatkan, kerajaan akan membayar mahal atas keterlibatannya tersebut.
"Apa yang terjadi di Yaman adalah kejahatan yang tak dapat diabaikan, Arab Saudi melakukan genosida di Yaman, kita tak bisa diam melihat itu," kata orang nomor dua di Hizbullah tersebut.
Kassem bahkan menyamakan kampanye udara Saudi dengan serangan Israel ke Palestina. Ia mendesak Saudi segera menghentikan serangan udaranya, yang menurutnya hanya akan membantu mengembangkan Alqaidah Yaman.
"Jadi lebih bijaksana untuk tak ikut campur dalam urusan Yaman dengan cara negatif, jika mau dengan cara positif seperti dialog," kata Kassem.
Hizbullah Lebanon selama ini dikenal luas sebagai pendukung kuat Iran. Namun, Kasem membantah tuduhan yang menyatakan Hizbullah Lebanon telah mengirim pejuang atau penasihat militer mereka ke pemberontak Syiah Houthi.
Sejauh ini, korban tewas akibat konflik Yaman mencapai 643 orang. Sementara itu, sejak kampanye udara Saudi lebih dari 120 ribu orang terlantar dan terpaksa meninggalkan rumah mereka.