REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Permintaan Arab Saudi untuk melibatkan peralatan tempur dan pasukan Pakistan dalam kampanye melawan kelompok Houthi di Yaman ditolak parlemen Pakistan.
Padahal sebelumnya, para pejabat sipil Pakistan telah menyiapkan pesawat tempur andalan negara ini JF-17 Thunder untuk ikut serta dalam kampanye tersebut.
Pesawat buatan Pakistan dan Cina ini sudah lama dilirik Mesir dan Arab Saudi. Bila pesawat ini dibeli Mesir dan Arab Saudi maka ini akan meningkatkan devisa negara buat Pakistan.
Penolakan parlemen Pakistan ini dikecam oleh pejabat Uni Emirat Arab.
Akan tetapi Pakistan, melalui Menteri Dalam Negeri Chaudhry Nisar Ali Khan menampik kritikan UAE itu.
"Ini menjadi ironi, akan tetapi dengan memprovokasi isu ini, menteri di UAE telah mengancam Pakistan. Pernyataan menteri itu melanggar norma-norma diplomatik menurut prinsip hubungan internasional," katanya, dikutip dari Press TV, Ahad (12/4).