REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran dinilai sebagai salah satu negara yang menguasai teknologi pembuatan pesawat tanpa awak atau drone.
Dalam berbagai konflik di Timur Tengah, drone buatan Iran sering menjadi peralatan tempur yang misterius.
Digunakan mulai dari rezim Bashar Alassad melawan pemberontak, juga oleh pemerintah Irak dan milisi-milisi pendukungnya.
Sebuah situs Medium.com menggambarkan bahwa Iran merupakan kekuatan yang tidak patut dianggap remeh dalam teknologi drone.
"Suka atau tidak, Iran adalah negara kuat dibidang drone," tulis media itu beberapa waktu lalu.
Di antara drone mumpuni yang dikembangkan Iran adalah, Ababil, Fotros, Hemaseh, Mohajer, Sahedd 129 dan lain-lain. Ini belum termasuk jenis drone yang dijiplak dari Amerika Serikat hasil tangkapan seperti RQ-170 Sentinel dan Scan Eagle
Negara ini juga mempunyai drone tempur yang masih dirahasiakan seperi Zohal dan Sofreh Mahi selain Karrar.
Teknologi drone merupakan teknologi masa depan. Penggunaanya dinilai sangat ampuh dalam mengimplementasi kebijakan sebuah negara di luar negeri maupun dalam negeri.
Selain untuk tujuan militer, drone juga sudah mulai banyak digunakan untuk tujuan sipil.
Hanya saja, penggunaan drone untuk tujuan sipil dinilai sudah mulai banyak melanggar privasi warga.
Baru-baru ini Florida di Amerika Serikat, mulai mengeluarkan peraturan khusus penggunaan drone untuk tujuan sipil.
Dikutip dari Saintpetersblog, Senin (13/4), peraturan itu akan mengenakan denda 5.000 dolar AS bagi pihak yang mengambil gambar melalui drone tanpa izin di Florida.
Undang-undang ini juga akan mengenakan sanksi 10.000 dolar AS bagi operator drone yang tidak bertanggung jawab.