Selasa 14 Apr 2015 12:32 WIB

PBB Gelar Voting untuk Embargo Senjata Houthi

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
Sekjen PBB menyampaikan laporan mengenai krisis ebola di hadapan petinggi IMF dan Bank Dunia (9/10).
Foto: Reuters
Sekjen PBB menyampaikan laporan mengenai krisis ebola di hadapan petinggi IMF dan Bank Dunia (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan PBB akan melakukan pemungutan suara untuk memaksa embargo senjata terhadap milisi Syiah Houthi. Pemungutan suara dilakukan di tengah memanasnya pertempuran di Yaman, Selasa (14/4).

Rancangan resolusi embargo senjata ini bertujuan mengakhiri upaya Houthi mengambil alih Yaman. Dewan Keamanan PBB juga berencana meloloskan resolusi untuk memasukan putra mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh dalam daftar hitam.

Secara spesifik, selain embargo senjata, Dewan juga akan mengeluarkan sanksi berupa pembekuan aset dan larangan perjalanan bagi Ahmed Ali Abdullah Saleh. Resolusi ini juga nantinya akan membuat semua kargo yang menuju Yaman diperiksa, untuk memastikan itu bukan berisi senjata.

Rancangan juga meminta semua pihak di Yaman, mengakhiri kekarasan. PBB menuntut Houthi menarik diri dari daerah yang mereka kuasai dan mengembalikan semua senjata serta rudal hasil jarahan mereka.

Namun, tak jelas apakah Rusia akan memberikan suaranya. Misi Rusia untuk PBB menolak berkomentar saat ditanya mengenai hal ini. 

Sebelumnya, Rusia juga mengajukan rancangan resolusi sendiri pada awal bulan ini. Mereka menuntut jeda kemanusiaan di Yaman, untuk memungkinkan lembaga bantuan mengirimkan pasokan medis ke Yaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement