Selasa 14 Apr 2015 18:56 WIB

Hillary Jadi Capres, AS Soroti Kekurangan Perempuan dalam Memimpin

Rep: c09/ Red: Bilal Ramadhan
Hillary Clinton
Foto: Reuters
Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-– keputusan Hillary Clinton mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2016 mendatang menimbulkan fokus baru di negara adidaya tersebut. AS menyoroti kekurangan perempuan untuk menjadi orang nomor satu di AS. Hal tersebut menimbulkan kesan, perempuan sulit meraih posisi tertinggi di AS.

Menurut publik AS, perempuan tidak memiliki potensi yang bagus di bidang politik karena mereka tidak memiliki ketangguhan dan keahlian manajemen yang bagus. Clinton membuktikan hal itu saat ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri periode 2009-2012, seperti dilansir Hindustan Times, Selasa (14/4).

Sebuah survey yang dilakukan Pew Research Center menunjukkan mayoritas warga AS perempuan memiliki perbedaan sifat kepemimpinan dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu perempuan juga memiliki kecerdasan dan kapasitas yang berbeda dalam melakukan inovasi.

Sebaliknya, empat dari 10 orang AS menunjukkan standar ganda bagi perempuan yang ingin berada di dalam posisi tinggi politik. Perempuan perlu melakukan hal lebih dari yang dilakukan pria untuk membuktikan kemampuannya. Bahkan mereka menyatakan sebaiknya perempuan memiliki posisi yang banyak di dalam pemerintahan AS.

Temuan tersebut didapatkan dalam survey yang dilakukan secara online oleh Pew pada November tahun lalu dengan 1.835 partisipan yang dipilih secara acak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement