REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA BARAT -- Sebuah proyek penelitian hortikultura di Australia Barat menemukan bahwa para petani bisa melakukan penghematan air lebih dari 40 persen. Caranya dengan menerapkan sistem kebun berjaring.
Percobaan yang dilakukan Departemen Pertanian dan Tanaman Pangan Australia Barat (DAFWA) mengukur efek penggunaan jaring penutup di lahan perkebunan apel di Manjimup. Hasilnya lalu dibandingkan dengan kelompok tanaman tanpa jaring penutup di areal perkebunan tersebut.
Petugas pengembangan di DAFWA, Rowan Prince, mengatakan, tahun kedua proyek ini telah membuahkan beberapa hasil yang menarik.
“Pemakaian air kami telah berkurang sekitar 45-46 persen untuk area berjaring ketimbang pemakaian air di luar kebun berjaring," jelasnya baru-baru ini.
Proyek jaring DAFWA merupakan bagian dari penelitian yang sedang berlangsung tentang efek panas pada buah.
Ujicoba ini didasarkan pada praktek-praktek adaptasi perubahan iklim.
Rowan mengatakan, penelitian kebun berjaring ini sedang berlangsung, dan sejauh ini menunjukkan bahwa kebun tertutup telah mengurangi energi, serta penghematan air.
Ia mengatakan, kebun berjaring memang memiliki buah yang lebih kecil, tetapi ukurannya hanya berbeda sekitar 1 persen dari buah di lahan tak berjaring.
"Musim ini kami ingin melihat kualitas buah dan panen yang datang dari pengurangan air. Yang jelas sejauh ini kami belum mengalami kerusakan akibat serangan burung," ungkapnya.
Rowan mengutarakan, sistem jaring ini memerlukan modal awal, tapi ia mengatakan, penelitian menunjukkan investasinya layak untuk penghematan biaya jangka panjang.