REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pasukan yang setia pada pemerintah Libya yang diakui secara internasional melakukan serangan udara dekat ibu kota Tripoli. Serangan itu membidik daerah yang dikuasai para pesaing pemerintah.
Motifnya adalah menggagalkan pembicaraan damai pemerintah Libya dengan pesaingnya yang sedang berlangsung di Maroko.
Juru bicara pasukan militer, yang juga setia pada pemerintah dan Perdana Menteri Abdullah al-Thinni, Mohammed el-Hajazi mengatakan pesawat tempur telah menyerang Tripoli. Akibatnnya, bandara di Libya barat harus melakukan penanggulangan terhadap serangan tersebut.
Utusan khusus PBB Bernardino Leon mengutuk serangan udara tersebut. “Kami telah melihat pesan-pesan negatif (ditujukan) pada dialog ini. Kami belum pernah melihat serangan udara dilakukan saat salah satu delegasi ingin lepas landas menuju perundingan,” kata Leon, seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (16/4).
Leon berharap ada penyelidikan terhadap serangan udara tersebut. “Kami berharap penjelasan itu akan diberikan pada masyarakat internasional,” ujarnya.
Kedua pemerintah, yang masing-masing berbasis di timur Libya dan Tripoli, sedang berjuang menguasai Libya dan melaksanakan serangan udara. Hal tersebut terjadi empat tahun setelah tersingkirnya pemimpin veteran Libya, Muammar Qaddafi.