REPUBLIKA.C0.ID, CANBERRA -- Wakil Perdana Menteri Australia, Warren Truss mengatakan wilayah pencarian pesawat Malaysia Airline MH370 akan digandakan jika pesawat itu tidak ditemukan hingga akhir Mei nanti.
Pesawat MH370 hilang tanpa jejak pada Maret tahun lalu namun diyakini jatuh tenggelam di Samudera Hindia di bagian Barat pesisir Australia.
Empat kapal milik perusahaan teknisi Belanda Fugro yang dilengkapi dengan pesawat tanpa awak di dalam air yang canggih telah melakukan pencarian di lebih dari 60 persen hamparan dasar laut seluas 60 ribu kilometer persegi. Lokasi itu pun telah ditetapkan sebagai kawasan prioritas tertinggi.
Wakil Perdana Menteri Australia, Warren Truss, menteri transportasi Malaysia Liow Tiong Lai dan rekannya dari Cina, Yang Chuantang, bertemu di Kuala Lumpur hari ini dan berjanji untuk melipatgandakan area pencarian saat ini jika diperlukan.
"Jika pesawat tidak dapat ditemukan di wilayah pencarian saat ini, menteri sepakat untuk memperpanjang pencarian dengan tambahan 60 ribu kilometer persegi untuk meningkatkan area pencarian menjadi 120 ribu kilometer persegi dan dengan demikian menutupi seluruh area probabilitas tertinggi yang diidentifikasi oleh analisis pakar," kata mereka dalam pernyataan bersama baru-baru ini.
"Para menteri mengakui penambahan wilayah pencarian ini penyelesaiannya bisa memakan waktu sampai satu tahun mengingat kondisi cuaca buruk di musim dingin yang akan datang. "
Truss mengatakan pemerintah akan memastikan pencarian menyeluruh.
Namun otoritas dari ketiga negara ini tampaknya menyiratkan penambahan area pencarian ini sepertinya akan menjadi kesempatan terbaik terakhir untuk menemukan pesawat.
"Setelah menyelesaikan tambahan 60 ribu kilometer persegi, semua area pencarian probabilitas tinggi akan telah tertutup," kata mereka dalam pernyataan.
Tidak ada jejak yang berhasil ditemukan dari pesawat Boeing 777 yang menghilang Maret lalu dengan membawa 239 penumpang dan awak, termasuk enam warga Australia. Kasus hilangnya pesawat MH370 ini telah menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah penerbangan.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement