Jumat 17 Apr 2015 15:01 WIB

Program Bebas Rokok Picu Ketegangan di Penjara Hobart

Red:
Dilarang merokok
Dilarang merokok

REPUBLIKA.CO.ID, HOBART -- Ada sejumlah klaim bahwa larangan merokok di Penjara Risdon, Hobart, Tasmania telah menyebabkan ketegangan meningkat. Sejumlah tahanan kekurangan teh jenis celup dan tempelan nikotin.

Dalam laporan terbaru terungkap sejumlah narapidana telah merokok dengan nikotin dari tempelan nikotin, atau nicotine patch, dicampur dengan daun-daun teh. 

Anne, salah satu warga menelepon ABC Radiol, mengaku kalau temannya adalah seorang narapidana, dan tahanan tidak bisa mengatasi keinginan kuatnya untuk merokok.

"Program larangan merokok telah menjadi masalah.Kepala penjara mengatakan bahwa setiap orang berhasil mengatasi dengan baik, tapi saya yakin itu bukan situasi sebenarnya," kata Anne baru-baru ini.

"Mereka meenggunakan tempelan nikotin dengan dedaunan dari teh jenis teh celup, kadang mereka juga membuat [lintingan] dari rumput dan semak-semak," ujarnya.

Tetapi kini Anne mengatakan teh celup kini sudah ditarik dari penjara dan kantin.

Seorang petugas penjara yang identitasnya dirahasiakan mengirimkan pesan pendek kepada ABC. Isinya adalah laporan bahwa sebagian narapidana kini mulai mulai menghancurkan sel-sel dan unit akomodasi.

Tom Lynch dari Komunitas dan Serikat Sektor Publik mengatakan dirinya yakin bahwa larangan merokok menjadi faktor ketegangan di penjara.

"Banyak microwave telah diledakkan untuk menyalakan api, dan banyak hal-hal lain, setelah ada penarikan sejumlah barang yang tentunya membuat orang-orang menjadi marah," ujar Lynch. Ia juga sebenarnya sudah merasa khawatir ketika tempelan nikotin mulai ditarik dari peredaran.

Seorang politisi dari Partai Hijau, Nick McKim mengatakan penjara harus mendanai sendiri "Program Penggantian Nikotin". "Idealnya program untuk menghentikan merokok ini diikuti dengan pendanaan tambahan," ujar McKim.

"Sekarang [Partai] Liberal memutuskan untuk tidak melakukan hal tersebut dan meminta penjara untuk mendanai sendiri, karenanya tak heran jika program ini menjadi lebih rumit."

Sementara itu, Kepala Penjara Risdon, Brian Edwards mengatakan bahwa pihaknya masih terus mengelola kasus yang jumlahnya sedikit ini.

Edwards telah meminta para narapidana untuk kembali menggunakan tempelan nikotin, sebelum ada program lain. Pihak penjara juga terus mengingatkan para narapidana soal bahaya merokok dengan rokok-rokok buatan sendiri. Informasi soal dampaknya bagi kesehatan pun sudah diberikan kepada narapidana.

Edwards mengingatkan bahwa tidak hanya Tasmania yang memiliki fenoma ini, tapi setiap negara bagian lain telah mengalami kasus ketidakpatuhan ini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement