REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan sengketa kawasan dengan Cina di Laut Cina Selatan adalah masalah dunia karena perdagangan global akan terimbas oleh reklamasi yang dilakukan Cina.
Berdasarkan citra satelit, yang disiarkan baru-baru ini, Cina membuat kemajuan pesat dalam pembangunan landasan pesawat. Landasan tersebut dapat digunakan untuk militer, di kawasan sengketa Kepulauan Spratly dan kemungkinan berencana membangun yang lain.
Gambar yang ditangkap pada 23 Maret dari layanan pertahanan dan ruang angkasa Airbus menunjukkan pekerjaan pembuatan landasan di Karang Fiery Cross, Kepulauan Spratly, yang disengketakan antara Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan.
"Kami terus menekankan masalah di Laut Cina Selatan bukanlah masalah regional. Ini masalah seluruh dunia karena 40 persen perdagangan global melintasi perairan ini. Para pemimpin dunia sudah mengungkapkan keprihatinan mereka atas masalah ini," kata Aquino kepada wartawan, Jumat (17/4)
Cina mengklaim sebagian besar kawasan Laut Cina Selatan yang kaya sumber daya energi potensial. Cina membantah tudingan aksi yang dilakukan di kawasan itu bersifat provokatif.