REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi mengatakan, Palestina belum mendapatkan kemerdekaan secara penuh sejak KAA dilaksanakan pada tahun 1955. Padahal pada KAA tahun 1955 merupakan sebuah simbol kemerdekaan negara di kawasan tersebut dari kolonialisme yang terwujud dalam Dasasila Bandung.
“Kami masih belum merdeka sampai saat ini," kata Mehdawi di Kantor Kedutaan Besar Palestina, Jalan Diponegoro No. 59, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/4).
Dia mengharapkan peringatan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) menjadi momentum mendorong perwujudan kemerdekaan Palestina secara utuh. “Peringatan KAA merupakan momentum yang krusial untuk membantu terwujudnya kemerdekaan Palestina,” katanya.
Padahal, lanjut dia, posisi Palestina sangat penting dan tidak bisa dilupakan begitu saja dalam KAA. "Karena Palestina merupakan jembatan antara Asia dan Afrika," ucapnya.
Momentum peringatan KAA, tambah Mehdawi, harus akan selalu diingat. "Kita harus ingat, (KAA) 1955 saat itu perang dunia tengah memuncak. Negara seperti Mesir harus mengatasi pengaruh dari Inggris, Prancis dan Israel. Saat itu, para pendiri KAA menyadari ada ketidakseimbangan dalam sistem internasional, di mana hingga saat ini masih belum seimbang.
"Lihat saja siapa yang mendapatkan keuntungan dalam sistem ekonomi. semua lari ke asia dan di masa depan akan mengarah ke Asia dan Afrika. Bank Dunia dan IMF tidak merefleksikan realitas ini," tuturnya.
Menurutnya, setiap negara anggota KAA haru berjuang untuk mengatasi permasalahan dalam negaranya sendiri. Masalah itu mulai dari kemiskinan, kesetaraan ekonomi, dan pengangguran. "Negara KAA tahu satu sama lain, kita harus memperkuat kerja sama, transfer teknologi dan belajar dari pengalaman lain," kata Mehdawi.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menyatakan, draft dukungan untuk kemerdekaan Palestina yang sedang dibahas di kantor perwakilan Indonesia di New York sudah mendekati final. Ia optimistis, dukungan itu dapat segera dideklarasikan dalam peringatan Konferensi Asia Afrika mendatang.
"Pembahasan di New York sudah 90 persen untuk memunculkan deklarasi dukungan untuk Palestina," ucapnya.