REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Dalam perhelatan Hari Angkatan Bersenjata Iran, Sabtu (18/4), Iran memamerkan berbagai jenis persenjataan terbarunya, diantaranya sistem rudal pertahanan Bavar-373, sebagaimana dikutip dari Fars News.
Sistem pertahanan udara ini dibuat sendiri oleh Iran menyusul gagalnya negara ini mendapatkan S-300 buatan Rusia, yang belakangan embargonya sudah dicabut.
Menurut Kepala Staf Agkatan Darat Iran, Brigjen Ahmad Reza Pourdastan, Bavar-373 dirancang lebih canggih dari S-300.
Rusia sendiri telah menghentikan produksi S-300 karena dinilai sudah ketinggalan zaman. Namun produksi Antey-2500 masih diteruskan sampai seri S-400. Kedunya pernah ditawarkan ke Iran sebagai pengganti sistem lama.
Namun ada yang aneh dalam parade kali ini, sebuah truk trailer membawa sistem peluncur sepanjang satu baknya. Padahal dalam berbagai foto berita, rudal Bavar ditunjukkan hanya setengah truk trailer.
Dengan sepanjang itu, rudal ini lebih mirip dengan sistem S-500 Rusia atau A-135 dengan rudal Gorgon atau Gazelle yang dibuat sebagai anti-rudal balistik. Sistem yang sama juga dimiliki oleh Amerika Serikat khususnya rudal Ground-based Midcourse Defense (GMD) buatan Boeing.
Di Timur Tengah, sistem pertahanan jarak jauh seperti ini hanya dimiliki Israel dengan rudal Arrow-nya. Selain itu, India dan Cina juga memiliki sistem pertahanan udara jarak jauh.
Belum ada penjelasan khusus mengenai rudal pertahanan yang panjang ini, kecil kemungkinan Iran mampu membat rudal sekelas S-500 karena harus dilengkapi dengan proyektil ekso-atmosferik. Ada kemungkinan ini merupakan rudal S-200 yang disederhanakan.
Presiden Hassan Rouhani dalam sambutannya di parade tersebut mengatakan kekuatan militer mereka hanya untuk pertahanan.
"Strategi kami hanya untuk deteran..," katanya.