REPUBLIKA.CO.ID, London -- Sekitar 59 ribu orang meninggal setiap tahun atau sekitar 163 orang per hari karena terkena gigitan anjing yang mengandung virus rabies. Menurut laporan aliansi global untuk kontrol rabies, daerah berkembang di dunia menjadi yang terparah terkena oleh penyakit ini.
Seperti dilansir laman www.observerchronicle.com, laporan tersebut menyatakan, harus dilakukan aksi untuk vaksinasi anjing, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah. Vaksin untuk korban gigitan juga harus lebih terjangkau dan lebih banyak tersedia di daerah-daerah. Rabies adalah infeksi virus fatal yang hampir 100 persen dapat dicegah.
Berdasarkan studi yang dilakukan aliansi global tersebut, rabies hampir selalu fatal, tapi hampir 100 persen dapat dicegah. Vaksin anjing dapat mencegah penyakit di seluruh dunia, tetapi tidak ada program di tempat tertentu untuk mewujudkannya.
Dalam laporannya, Katie Hampson mengatakan, kesukses dalam menanggulangi masalah ini bergantung pada investasi dalam kontrol rabies anjing. Ia menunjukkan telah sangat kurang upaya vaksinasi anjing secara massal dalam jangka panjang. Hal ini tentunya dapat mengurangi pembiayaan sektor medis dan biaya sosial yang diakibatkan rabies. Saat ini, model pembiayaan namun inovatif diperlukan untuk mengatasi hambatan institusional.
Di sebagian besar negara maju, Rabies hampir telah benar-benar diberantas. Di Amerika Serikat, kejadian rabies pada manusia menurun dari 100 atau lebih per tahun. Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit mengatakan program vaksinasi yang agresif untuk hewan dan manusia telah dipadamkan penyakit.
Menurut laporan, mayoritas kematian akibat rabies berasal dari individu-individu di Asia sekitar 60 persen dan Afrika hampir 36 persen. Sebagai contohnya, India memiliki 35 persen kematian rabies pada manusia.