Senin 20 Apr 2015 22:58 WIB

Mantan Detektif ini Akhirnya Jadi Petani

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Mantan detektif Simon Illingworth, sering digambarkan sebagai pahlawan atas sikap perlawanannya terhadap polisi korup, yang terkait dengan perang geng di Kota Melbourne 10 tahun lalu. Kini ia sukses sebagai petani.

Pada saat itu, ancaman dan resiko pekerjannya begitu besar, ia bahkan menganggap dirinya sebagai "lajang paling menakutkan di Melbourne" dengan membawa pistol seharian untuk melindungi dirinya sendiri.

Tapi sekarang, Simon telah menemukan cinta dan kebahagiaan di sebuah peternakan di negara Victoria, di mana ia berkebun bawang putih dan berternak.

Simon Illingworth bertemu istrinya, Sarah, ketika ia berada di penghujung karir detektifnya.

Mantan sersan detektif ini menyelidiki korupsi di Kepolisian negara bagian Victoria, dan sebagai hasil kerja kerasnya, beberapa perwira tinggi polisi telah dipenjara.

Atas tindakannyan membongkar praktek korupsi di lembaganya sendiri (whistleblower), Simon disingkirkan oleh Kepolisian.

Ia mengakui bahwa saat itu merupakan saat paling mustahil bagi seseorang untuk jatuh cinta kepadanya.

Sementara Sarah Illingworth, kala itu, bekerja di Unit Penasehat Korban, salah satu unit di Kepolisian.

Ia ingat pernah berkata kepada Simon: "Oh, Anda terlihat sedikit bersedih, apakah anda baik-baik saja?", dan ia menatap saya dengan linglung.

Simon menuturkan, semangatnya, saat itu, memang sedang cukup hancur.

Simon ingat bagaimana ia sempat khawatir atas keselamatan dirinya. "Sarah bilang akan pergi ke beberapa acara polisi, dan meminta saya untuk menemaninya. Saya bilang, saya akan membutuhkan pelindung tubuh," ujarnya.

"Saya tak akan memberitahu cerita lengkap tentang apa yang terjadi dalam hidup saya, tapi saya membawa pistol 24 jam sehari. Saya mungkin lajang paling menakutkan di negara bagian Victoria,” tambah Simon.

Sarah tidak terkejut dengan ketenaran Simon dan ingin mendengar lebih banyak.

"Entah dia gila atau itu benar-benar terjadi tapi dia bukanlah polisi yang selama ini, saya pikir, bekerja dengan saya," katanya.

Pensiunan detektif pengawas, Neil O'Sullivan, mengatakan, menjadi pengungkap kebenaran merupakan hal berbahaya.

"Menjadi pengungkap kebenaran itu seperti menyandang gelar. Ini seperti mafia, gangster. Ini seperti memiliki tato di dahi Anda. Semua penjahat yang telah Anda kunci, semua waktu yang anda habiskan dalam bahaya untuk seseorang, itu menjadi insidental, karena anda adalah anjing," kemukanya.

Saat itu tahun 2004, dan Melbourne berada di tengah-tengah perang geng berlarut-larut.

"Ada polisi yang bersekongkol, mereka mungkin juga mengenakan baju rajut bukannya seragam," ungkap Simon.

Khawatir akan hidupnya, ia memutuskan untuk berbicara kepada media dan menceritakan kisahnya untuk pertama kali.

"Kami membahas hal itu. Dan kami benar-benar berpikir, hal itu mungkin memberinya perlindungan. Kecil kemungkinannya bahwa sesuatu akan benar-benar terjadi padanya," tutur Sarah.

Walikota Melbourne, Robert Doyle, mengatakan, peristiwa itu membuat marah publik.

"Cerita Simon Illingworth menyebabkan respon politik seperti adanya komisi anti-korupsi dan perubahan budaya di Kepolisian Victoria," katanya.

Tapi konsekuensinya bagi Simon sungguh fatal. Namanya sebagai tamu di sebuah motel terpencil dikirim ke Walikota Robert, dan kemudian ke pemimpin oposisi Victoria.

"Pesan kepadanya adalah, di mana saja, Anda tak akan aman, kami bisa menemukan Anda," sebut Robert.

Sebelas tahun kemudian, Simon kembali terbuka pada publik untuk mendokumentasikan sebuah bab baru dan sangat positif dalam hidupnya.

Ia keluar dari kepolisian. Tapi, jauh dari perasaan kalah karena pengalaman itu, Simon merasa itu adalah jalan hidupnya.

Sarah dan dirinya meninggalkan Kota Melbourne selamanya, dengan dua anak mereka.

Mereka telah membeli sebuah lahan pertanian dan sekarang menanam bawang putih serta berternak sapi.

"Menjadi petani adalah sebuah pekerjaan yang terhormat. Mereka yang memberi makan orang. Mereka membuat orang hidup," kata Simon, bangga.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement