Senin 20 Apr 2015 15:00 WIB

Menlu RI: Indonesia Dukung Kemerdekaan Palestina

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Agung Sasongko
Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/Tahta Aidilla).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/Tahta Aidilla).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemerdekaan Palestina menjadi isu penting yang dibahas dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Indonesia. Bahkan, untuk isu Palestina, KAA membuat dokumen Deklarasi Palestina.

"Indonesia terus mendukung kemerdekaan Palestina dan konteks pembentukan dua negara," kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno L. Marsudi, Senin (20/4).

Dukungan itu dilakukan mengingat Palestina menjadi satu-satunya anggota Asia Afrika yang masih dijajah tidak seperti negara lainnya. Nantinya, anggota KAA akan bekerjasama memastikan kesiapan kapasitas warga Palestina untuk memerintah negaranya setelah merdeka. 

Kesiapan ini juga dinilai Retno sama pentingnya dengan meraih kemerdekaan bagi Palestina. "Untuk alasan itu, sangat penting bagi Asia Afrika bersatu memberikan dukungan kepada Palestina dan juga mengembangkan kerjasama pembangunan kapasitas," lanjut dia.

Seperti diketahui, Deklarasi Palestina telah disetujui pada Pertemuan Pejabat Tingkat Tinggi (Senior Official Meeting/SOM) KAA, Ahad (19/4) lalu. Sedangkan saat ini para peserta KAA tengah mengikuti Asian African Ministerial Meeting di Jakarta Convention Center.

Selain melakukan pembahasan terhadap Deklarasi Palestina, mereka juga membahas Bandung Message dan Deklarasi New Asian African Strategic Partnership (NAASP). Dalam kesempatan itu, Retno mengatakan kepada para peserta akan pentingnya Bandung Message dan diimplentasikan dalam NAASP.

Sedangkan, untuk mendukung NAASP tersebut, KAA memiliki kerja sama selatan-selatan. Retno mengatakan, selatan-selatan adalah manifestasi solidaritas antar negara berkembang. "Kita akan memperkuat diri dari dalam," kata dia.

Ia menegaskan, kerjasama tersebut merupakan inisiatif dan dideterminasi oleh negara selatan tanpa ada syarat. Kerjasama selatan-selatan kata dia, menegakkan prinsip menghormati kedaulatan nasional, kesetaraan dan juga saling menguntungkan.

"Saya percaya kerjasama selatan-selatan yang kuat akan menjadi kendaraan efektif untuk mengimplementasikan visi politik Bandung Message dan NAASSP," tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement