REPUBLIKA.CO.ID, LUXEMBURG -- Menteri Luar Negeri negara-negara Uni Eropa berjanji akan melakukan berbagai upaya, agar tragedi kapal migran yang tenggelam di perairan Mediterania tidak kembali terulang. Hal tersebut dilakukan setelah sebuah kapal kembali tenggelam dan menewaskan 700 orang migran asal Libya.
Dilansir dari Huffington Post, pemerintah negara-negara Uni Eropa pada awalnya banyak yang enggan mendanai operasi peningkatan keamanan di perairan Mediterania. Sebab, hal itu akan mendorong lebih banyak warga Libya untuk melakukan perpindahan guna mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa.
"Yang dipertaruhkan adalah reputasi Uni Eropa," kata Menteri Luar Negeri Italia, Paolo Gentiloni, Senin (20/4).
Para menlu kemudian mengadakan pertemuan untuk membahas darurat bencana kapal migrasi asal Libya yang tenggelam. Sepekan sebelum tragedi tersebut terjadi, pemerintah Italia menyelamatkan hampir 8.000 migran di perairan Mediterania.
Sedikitnya 3.500 orang tewas saat mencoba menyeberang ke Eropa pada 2004. Mereka mayoritas warga yang melarikan diri dari kemiskinan dan perang.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa untuk Italia, Federica Mogherini, mengatakan pemimpin Uni Eropa akan mengadakan pertemuan darurat di Brussels pada akhir pekan ini. Uni Eropa memiliki kewajiban moral agar tragedi serupa tidak terjadi lagi.
"Kita harus membangun akal sehat, karena tidak ada solusi yang mudah," kata dia.