Selasa 21 Apr 2015 01:33 WIB

Pakar: KAA Perlu Dorong Gencatan Senjata di Timur Tengah

 Ledakan bom setelah serangan udara terhadap gudang persenjataan di kota Sanaa, Yaman, Senin (20/4).
Foto: Reuters/Khaled Abdullah
Ledakan bom setelah serangan udara terhadap gudang persenjataan di kota Sanaa, Yaman, Senin (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Konferensi Asia Afrika perlu memprioritaskan agenda untuk mendorong gencatan sejata di negara-negara Timur Tengah seperti Yaman, Irak, dan suriah.

"Bahkan agenda itu lebih prioritas dibandingkan membahas isu soal Palestina saja," kata pakar hukum internasional Universitas Islam Indonesia (UII) Jawahir Thontowi di Yogyakarta, Senin (20/4).

Menurut dia, kondisi Palestina saat ini cenderung lebih stabil dibandingkan kondisi di negara-negara Timur-Tengah lainnya seperti Yaman, Irak, dan Suriah. Apalagi, kata dia, Palestina saat ini telah diakui sebagai negara anggota Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Sehingga jika mendapat gangguan dari Israel, dapat langsung mengadukannya ke Mahkamah Pidana Internasional.

"Persoalan Palestina kini sudah satu tahap lebih maju," kata dia.

Persoalan konflik Timur Tengah, menurut dia, harus menjadi perbincangan utama dalam forum pertemuan kepala negara Asia-Afrika, selain membahas hubungan damai kedua benua itu, serta perekonomian yang independen. "Kenapa penting, karena negara-negara seperti Yaman, Irak, serta Suriah juga dulu turut andil dalam proses deklarasi Konferensi Asia Afrika," kata dia.

Sementara itu, Indonesia, menurut dia, memiliki posisi strategis meminta negara-negara peserta KAA untuk bersama mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendorong gencatan senjata di negara-negara itu. "Dalam hal itu Indonesia cukup mendorong dari sisi kemanusiaan tanpa bepihak dan tanpa melakukan intervensi militer," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement