Selasa 21 Apr 2015 22:52 WIB

Aktivis Pangan Australia Raih Penghargaan di World Economic Forum Jakarta

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Elaine Montegriffo, aktivis Australia yang bergerak di bidang pangan, baru saja mendapat penghargaan ‘Wirausahawan Sosial Tahun 2015’ dari Yayasan Schwab, pada World Economic Forum di Jakarta. Ia berjasa karena membantu keluarga Australia yang kekurangan makanan.

Melalui ‘SecondBite’, organisasi non-profit asal Australia di bidang penyediaan pangan, Elaine aktif menyediakan makanan bergizi bagi keluarga Australia kurang mampu yang membutuhkan makanan.

Menurut Elaine, banyak orang terkejut akan fakta bahwa masih ada warga Australia yang tak mendapat cukup makanan. “Ini tak seharusnya terjadi di Australia, dengan semua panen yang kami punyai, ada fakta menyedihkan. Ada sekitar 2 juta warga Australia yang masih tak punya cukup makanan, mereka pendapatannya rendah, menyandang disabilitas atau pengangguran,” tutur CEO SecondBite ini.

Ia lantas menceritakan, yang ia lakukan bersama organisasinya adalah menyelamatkan makanan segar yang berpotensi dibuang, kemudian menyediakannya untuk keluarga yang membutuhkan.

“SecondBite dimulai dari organisasi yang kecil, tahun ini kami berusia 10 tahun. Selama ini, kami mendistribusikan makanan di seluruh Australia. Kami juga mengembangkan program pendidikan nutrisi sehingga warga yang kekurangan bisa menolong diri mereka sendiri untuk makan makanan bergizi,” jelasnya kepada ABC baru-baru ini.

Elaine mengisahkan, jerih payahnya bersama sang anggota tim perlahan membuahkan hasil. Ia mengaku mulai melihat banyak warga Australia yang mulai tak membuang-buang makanan.

Baginya, pekerjaan yang dilakoninya ini sungguh memberinya inspirasi dan semangat tersendiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

 “Banyak makanan dibuang-buang, banyak orang masih kelaparan, jadi sebenarnya ini solusi yang sederhana, tapi sungguh yang menginspirasi saya tiap hari adalah dampak yang muncul karena menyediakan makanan ini kepada keluarga yang membutuhkan,” ujarnya.

Elaine menuturkan, makanan yang selama ini dibagikannya tak hanya sekedar makanan, tapi juga memberi keluarga tak mampu sebuah harga diri, membuat mereka yang kekurangan merasa dianggap dan tentu saja mengubah hidup seseorang.

Ia percaya, makanan adalah hak asasi manusia yang paling dasar, tanpa makanan manusia tak bisa berfungsi normal.

“Kalau anda tak makan makanan bergizi atau makanannya kurang, anda tak bisa kerja, ibu-ibu yang kurang gizi anak-anaknya pun kemungkinan juga kurang gizi. Anak-Anak yang pergi ke sekolah tanpa sarapan tak bisa konsentrasi, jadi tanpa makanan yang cukup, sebagai individu, anda tak akan mampu melakukan tugas sehari-hari,” contoh perempuan berambut ikal ini.Tapi Elaine sendiri tak menampik bahwa situasi ini tak seharusnya terjadi di negara maju seperti Australia.

“Walau isu kelaparan di negara berkembang jelas berbeda, menurut saya ini tak seharusnya ditemukan di negara saya. Sumber dayanya ada dan uangnya-pun ada. Ini seperti masalah tersembunyi yang tak diketahui orang,” kemukanya.

Ia berpandangan, masalah ini masih saja muncul di Australia, salah satunya karena faktor budaya.

“Kalau kita lihat ini dari segi makanan yang terbuang misalnya, saya pernah kerja di Laos dan Indonesia, dan saya tahu, warga dua negara ini sangat menghargai makanan, mereka memperlakukan makanan sebagai sesuatu yang sangat berharga. Dan yang terjadi di Australia tak seperti itu, kami tak terlalu menghargai makanan sehingga masih banyak yang terbuang percuma,” jelasnya.

Penghargaan yang diterimanya dari Yayasan Schwab ini membuatnya sangat terkesan. Ia mendedikasikan gelar ‘Wirausahawan Sosial Tahun 2015’ untuk rekan setimnya di SecondBite, dan juga untuk para pendukung serta relawan organisasi ini.

“Ini sebuah kehormatan. Luar biasa, sungguh menggetarkan hati saya,” akunya ketika ditemui ABC di  gelaran World Economic Forum on East Asia 2015 yang berlangsung di Jakarta.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement