Rabu 22 Apr 2015 01:14 WIB

Kapten Kapal Pembawa Imigran Gelap Afrika Ditangkap

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko
Salah satu kapal imigran gelap (ilustrasi).
Foto: english.globalarabnetwork.com
Salah satu kapal imigran gelap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CATANIA -- Kapten kapal migran yang tenggelam di laut Mediterania beberapa waktu lalu ditangkap beserta seorang kru kapal, Selasa (21/4). Kapten asal Tunisia dan kru asal Suriah tersebut didakwa dengan tuduhan mendukung imigrasi ilegal.

Asisten Jaksa Italia Rocco Liguori mengatakan, kapten kapal juga didakwa dengan tuduhan kelalaian berujung kematian. Dua tersangka tersebut ditangkap di kapal penyelamat ketika tim Italia mengevakuasi sekitar 27 korban selamat dari reruntuhan kapal, termasuk dua orang tersebut.

Putusan tersebut menyusul desakan pada Uni Eropa untuk mengatasi krisis migran ke Mediterania. Investigasi terkait kematian massal ini masih berlanjut seiring dengan operasi penyelamatan.

Usai berinteraksi dengan korban selamat, Badan Pengungsi PBB mengatakan, jumlah korban tewas sekitar 800 orang. Sebelumnya, informasi terkait penumpang yang tewas cukup simpang siur antara 700 hingga 950 orang.

''Ada sekitar 800 orang di atas kapal, termasuk anak-anak usia 10 hingga 12 tahun,'' kata Komisioner Tinggi PBB untuk pengungsi di Italia, Carlotta Sami, dikutip BBC. Sami menambahkan, penumpang berasal dari Suriah, Eritrea dan Somalia.

Kapal tersebut meninggalkan Tripoli Libya pada Sabtu pukul 8 pagi. Kapal tenggelam pada Ahad. Francesco Rocca dari Palang Merah Italia mengatakan para korban tampak terguncang dan mengalami trauma.

''Mereka sangat sangat terguncang, semua terlihat dari mata mereka. Beberapa orang ingin bicara, beberapa hanya diam. Anda bisa bayangkan mereka berada di bawah banyak tekanan,'' kata Rocca.

Dua orang korban selamat mengatakan mereka harus berpegangan pada mayat rekan mereka yang mengapung agar tidak tenggelam. Korban selamat lainnya mengatakan anak-anak tenggelam karena terperangkap di dalam kabin kapal.

Salvi mengatakan ratusan penumpang terkunci di geladak bawah dan ratusan lainnya berdesakan di geladak atas. Hingga saat ini, hanya 28 orang yang berhasil diselamatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement