Rabu 22 Apr 2015 17:26 WIB

'Saya Palestina, Bukan Israel'

Rep: Gita Amanda/Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ilham
Tembok Ratapan Barat
Foto: The Morningside Post
Tembok Ratapan Barat

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pihak berwenang Israel akhirnya menghapus nama seorang bocah Palestina dari dinding peringatan di pemakaman kota Gunung Herzl. Penghapusan dilakukan setelah ayah anak tersebut menyatakan keberatannya.

The Guardian melaporkan pada Rabu (22/4), ayah Mohammed Abu Khdeir mengatakan, ia tak ingin nama anaknya tertulis di samping nama tentara-tentara Israel. Hussein Abu Khdeir mengatakan, nama anaknya ditempatkan pada dinding peringatan tanpa persetujuan keluarga.

"Saya Palestina, bukan Israel, bahkan jika saya seorang penduduk Yerusalem timur, dan saya tak ingin namanya ditulis di samping tentara-tentara Israel itu," katanya.

Awalnya, Hussein menyambut rencana pihak Israel memasukkan nama anaknya ke dinding peringatan tersebut. Tapi, ia mengatakan pada situs berita Ynet, ia lebih tertarik jika pengadilan menghukum orang-orang yang menewaskan anaknya dengan hukuman setimpal.

Dalam sebuah wawancara dengan radio Ashams yang berbasis di Nazareth, ia tak pernah diberitahu bahwa nama anaknya sudah ditambahkan ke dinding. Akibatnya, ia meminta pihak berwenang untuk segera menghapus nama anaknya dari dinding tersebut. "Kami tak perlu pengakuan, kami bukan warga Israel. Alih-alih daftar, kami ingin keadilan dan hukuman untuk penjahat," ujarnya.

Juru bicara kelompok yang mengelola dinding peringatan, Haim Pitoussi, menegaskan nama Mohammed Abu Khdeir telah dihapus dari dinding.

Mohammed Abu Khdeir merupakan korban penculikan yang dibakar sampai tewas pada Juli 2014 silam. Insiden tewasnya bocah 16 tahun itu terjadi sehari setelah pemakaman tiga pemuda Israel yang diculik dan dibunuh orang Palestina.

Meski ada sejumlah nama Arab di dinding, namun nama Abu Khdeir diyakini sebagai nama Palestina pertama yang ada di dinding tersebut. Dinding peringatan yang didirikan pada 1998 itu berisi dua jenis nama, pertama adalah nama tentara-tentara yang gugur dan satu lagi merupakan nama korban serangan teroris.

Penempatan nama Abu Khdeir disebut-sebut sebagai kompensasi sebagai korbal terorisme yang dilakukan Israel. Namun, langkah tersebut mendapat kecamaan keras dari kelompok garis keras Israel, Almagor.

Anggota Almagor Yossi Zur mengatakan, penempatan nama Abu Khdeir merupakan kesalahan. Menurut Zur, semestinya ada perbedaan antara kompensasi dengan peringatan. "Banyak keluarga mengeluhkan laporan ini. Mereka merasa sakit hati. Banyak orang bahkan mengancam akan menghapus nama keluarga mereka dari dinding, tapi kami mencegahnya," kata Zur

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement