Rabu 22 Apr 2015 20:09 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Negara-Negara OKI Kompak Dukung Palestina

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang bersama Perdana Menteri Palestina, Fariz Mehdawi (kiri) saat pertemuan bilateral kedua negara di Jakarta Convention Center, Selasa (21/4).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang bersama Perdana Menteri Palestina, Fariz Mehdawi (kiri) saat pertemuan bilateral kedua negara di Jakarta Convention Center, Selasa (21/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di sela-sela perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta, Rabu (22/4). Menurut Jokowi, sebanyak 46 negara anggota OKI sepakat mendukung Palestina menjadi negara merdeka.

"Sama, semua komitmennya sama," ucap Presiden Jokowi saat menggelar konferensi pers di media center KAA, Jakarta Convention Center, Rabu (22/4).

Negara-negara Islam anggota OKI, sambung Jokowi, juga sepakat akan mencarikan solusi konkret untuk membantu Palestina terbebas dari penjajahan Israel.

Berbicara terpisah, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Yuri Thamrin mengatakan, ada beberapa poin penting yang akan tercantum dalam Deklarasi Palestina, antara lain soal sikap Indonesia yang mengutuk keras tindakan Israel pada Palestina.

Sebab, sebagai negara penjajah, Israel harusnya terikat pada Geneva Convention yang mengatur soal norma-norma yang harus dipatuhi negara penjajah terhadap negara jajahannya. Selain itu, dalam Deklarasi Palestina, Indonesia juga akan mendorong penyelesaikan konflik secara adil bagi kedua negara.

"Kita juga mengharapkan aplikasi Palestina sebagai anggota tetap PBB direaliasikan," ucap dia.

Yuri menyebut bahwa dukungan Indonesia pada Palestina tak sekedar formalitas. Menurutnya, Indonesia pernah mengadakan sebuah forum bisnis internasiol dengan mengundang Palestina. Dalam forum itu disediakan tempat khusus bagi pengusaha Palestina untuk mempromosikan produk mereka.

"Jadi bantuan bukan dalam konteks rekonstruksi saja. Kita harus bantu dalam konteks menciptakan peluang kerjasama ekonomi dan perdagangan untuk mendorong kemajuan ekonomi di sana," kata Yuri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement