Kamis 23 Apr 2015 14:18 WIB

Terserang Wabah Meningitis, Niger Perlu 1,2 Juta Dosis Vaksin

Vaksin meningitis (Ilustrasi)
Foto: Dailymail
Vaksin meningitis (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NIAMEY -- Niger menutup semua sekolah di kawasan sekitar ibukota Niamey lantaran wabah meningitis atau radang selaput otak. Negara di Afrika Barat itu melancarkan kampanye imunisasi anak-anak umur 2-15 tahun dalam upaya menghambat penyebaran wabah meningitis. Meningitis telah menewaskan 85 orang sejak Januari lalu.

Sekolah akan ditutup sejak Rabu hingga Senin pekan depan. Hingga saat ini, tercatat 905 orang menderita penyakit tersebut. Sebagian besar mereka berada di  Niamey dan wilayah barat negara tersebut. "Gerakan vaksinasi menyasar anak-anak dimulai pada Jumat, 24 April," ujar pernyataan resmi dari pemeritah.

Perdana Menteri Brigi Raffini mengatakan negara tersebut memerlukan sekitar 1,2 juta dosis vaksin. Namun, hingga saat ini mereka baru bisa mendapatkan separuh dari kebutuhan  namun hingga saat ini baru separuh vaksin yang terpenuhi.  "Sisa vaksin yang diperlukan, kami meminta semua partner kami untuk membantu menambah stok vaksin yang sangat kami butuhkan," kata Raffini.

Raffini mengatakan terdapat masalah ketersediaan vaksin di seluruh dunia dan para produsen hampir tidak mempunyai apapun untuk digunakan melawan strain baru penyakit tersebut. Pemerintah mengatakan telah menerima laporan beberapa individu dan organisasi tertentu melakukan imunisasi.

Pada 2010-2011, negara penghasil uranium dan minyak yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia itu, berhasil melakukan gerakan pemberantasan meningitis strain A. Meningococcal meningitis menyerang lapisan tipis yang melingkupi otak serta saraf tulang belakang. Penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan otak, tuli, epilepsi atau nekrosis serta jika tidak dirawat bisa berakibat fatal dalam 50 persen kasus. Pihak berwenang mengatakan wabah yang terjadi saat ini meliputi strain C W135 dan meningitis jenis pneumococcal.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement