REPUBLIKA.CO.ID, MARIUPOL -- Pasukan pemberontak pro-Rusia dilaporkan menyerang sejumlah markas tentara di Mariupol, Ukraina timur. Aksi tersebut melanggar kesepakatan gencatan senjata yang disepakati Februari lalu.
Dua tentara Ukraina mengatakan pada BBC News, pertempuran terus berlanjut meski perjanjian gencatan telah ditandatangani. Insiden terjadi sehari setelah Amerika Serikat menuduh Rusia mengirim lebih banyak pasukan ke wilayah tersebut. Namun Moskow membantah keterlibatan di Ukraina.
BBC News Kamis (23/4) melaporkan, penembakan tersebut merupakan salah satu yang paling intens melanda Mariupol. Bahkan bekas tembakan menunjukkan, penggynaan senjata berat yang seharusnya tak boleh digunakan di bawah perjanjian Minsk.