REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mungkin tidak banyak yang mengetahui namanya. Kamal Oudghiri, seorang ilmuwan Maroko yang masuk dalam tim pengiriman wahana Curiosity ke Planet Mars, yang diluncurkan tahun 2011.
Wahana rover ini masih beroperasi sampai sekarang. Dilaporkan, kemarin, Curiosity mulai mendaki Gunung Sharp di Planet Mars, dikutip dari Space, Kamis (24/4).
Saat peluncuran dulu, Oudghiri bertugas memastikan wahana, milik lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) menjelajah sejauh 566 juta km dengan aman dan mendarat di Plate Mars.
"Banyak yang mengira kami gila," kata Oudghiri dikutip dari rnw.org. (Baca: Roket Antariksa Lebanon, Kerahasiaan dan Terlupakan)
Sejarahpun menyaksikan wahana laboratorium itu mendarat dengan selamat di Planet Mars.
Oudghiri, sudah lama ingin menjadi ilmuwan antariksa. Namun, harapannya pupus karena dia tidak menemukan fasilitas yang memadai di Maroko.
"..sekolah yang bagus sangat mahal di Maroko," kenangnya. Tahun 1986 dia mendapat kesempatan kuliah di AS dan mulai mengasah keterampilannya.
Untuk berbagi kesuksesannya kepada anak-anak muda Maroko dan dunia, dia mendirikan Yayasan Grove of Hope di situs groveofhope.org. Harapannya generasi muda akan lebih tertarik untuk menggeluti dunia antariksa.
Di Maroko sendiri, perkembangan ilmu antariksa masih sekelas negara berkembang. Lembaga antariksanya bernama, Centre Royal de Télédétection Spatiale.
Padahal, negara ini kaya dengan situs-situs yang mempunyai kondisi yang sama dengan bulan dan Mars. Itu modal berharga bagi ilmuwan Maroko untuk mengetahui lebih banyak mengenai antariksa.
Selain itu, sebuah gurun sahara dekat Erfoud menjadi salah satu situs uji coba robot-robot antariksa NASA karena iklimnya yang dinilai mirip Mars.
Maroko juga memiliki pangkalan antariksa di Ben Guerir, yang dibangun AS sebagai alternatif pendukung misi ulang alik ke antariksa.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
