REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Francois Hollande menyerukan agar peristiwa pembunuhan orang-orang Armenia oleh pasukan Turki 100 tahun lalu digolongkan sebagai genosida.
Dalam peristiwa tersebut sekitar 1,5 juta orang tewas. Namun Turki tidak setuju dengan pandangan ini dan menolak keras jika penyerangan disebut sebagai genosida.
Pemerintah mengakui ada pembunuhan namun tidak sependapat jika insiden ini disebut sebagai upaya sistematis untuk menghancurkan warga Kristen Armenia.
"Banyak juga orang-orang Islam Turki yang tewas ketika kedua pihak berperang," kata pemerintah Turki seperti dikutip BBC News Sabtu (25/4).
Adapun presiden Hollande dan pemimpin Rusia, Vladimir Putin, termasuk diantara sejumlah kepala negara yang hadir di ibu kota Armenia, Yerevan, untuk memperingati pembunuhan tersebut.
Putin mengatakan dunia harus mencegah insiden semacam ini tidak akan terulang lagi.