REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Pemerintah Afrika Selatan telah menyatakan kemarahannya setelah keputusan Israel untuk menolak visa untuk Menteri Pendidikan Tinggi Blade Nzimande. Hal itu terkait penolakan Israel terhadap kunjungan menteri itu ke Palestina, seperti dilansir situs berita Al Jazeera, Sabtu (24/4).
Clayson Monyela, Deputi Direktur Jenderal Departemen Hubungan Internasional dan Kerjasama, mengatakan kepada Al Jazeera, Kamis(23/4), pemerintah Israel wajib menjelaskan alasan penolakan kunjungan itu."Kami melalui saluran yang tepat untuk mengunjungi Palestina, kita perlu menerima penjelasan yang tepat untuk penolakan visa seorang menteri kabinet," ungkap Monyela.
Menteri Nzimande dijadwalkan melakukan perjalanan ke wilayah Palestina yang diduduki Israel dari 25-29 April. Dia dijadwalkan untuk mengamankan kerjasama lebih lanjut dengan Universitas Johannesburg dan lembaga di Palestina. Juru bicara Nzimande mengatakan kepada media lokal bahwa penolakan visa telah menyebabkan masalah diplomatik yang serius.
Naeem Jeenah, Direktur pusat kajian Afrika-Timur Tengah yang berbasis di Johannesburg, menjelaskan terkejut mengingat hubungan dagang yang berkembang bagi kedua negara. Jeenah mengatakan gerakan solidaritas Palestina di Afrika Selatan akan senang dengan keputusan Israel.
Arthur Lenk, duta besar Israel di Pretoria, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pejabat Afrika Selatan secara rutin mengunjungi Tepi Barat melalui Israel. Duta besar Lenk juga mengatakan keputusan untuk menolak visa itu dibuat di Israel."Keputusan itu datang dari Yerusalem," bela Lenk.