Ahad 26 Apr 2015 01:55 WIB
Konfrensi Asia Afrika 2015

'Israel Kirimkan Pesan Rasisme kepada Peserta KAA'

Rep: C33/ Red: Karta Raharja Ucu
Pengamanan KAA: Aparat kepolisian berjaga-jaga di Jl Naripan tempat diparkirnya para pejabat dan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60, di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Jumat (24/4).   (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Pengamanan KAA: Aparat kepolisian berjaga-jaga di Jl Naripan tempat diparkirnya para pejabat dan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60, di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Jumat (24/4). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM --Israel menolak mengeluarkan visa untuk Menteri Pendidikan Tinggi Afrika Selatan, Balde Nzimande yang rencananya akan berkunjung k ewilayah Palestina pada April ini. Menurut Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, penghentian itu merupakan pesan rasisme kepada peserta Konfrensi Asia Afrika.

Seperti dikutip kantor berita Anadolu, pernyataan al-Maliki disampaikan dalam konferensi pers bersama dengan Nzimande di Jakarta, Indonesia. Al-Maliki menjelaskan pesan rasisme itu adalah menyulitkan kunjungan Menteri Nzimande ke Palestina, yang dijadwalkan 25-28 April.

“kunjungan telah direncanakan tahun lalu setelah penandatanganan perjanjian kerjasama pendidikan bilateral antara kedua belah pihak selama kunjungan Presiden Mahmoud Abbas ke Afrika Selatan pada bulan November 2014,” tutur Al-Maliki.

Padahal menurut al-Maliki, pemblokiran Israel malah akan menguatkan Palestina. "Kebijakan pencegahan Israel terhadap para pejabat dan tokoh internasional yang bersimpati dengan perjuangan Palestina dan penderitaan mereka di bawah pendudukan Israel, tidak akan berhasil mengisolasi rakyat Palestina dari masyarakat internasional. Tetapi akan meningkatkan kekuatan Palestina di sektor politik, diplomatik dan media dalam perjuangan global untuk mengakhiri pendudukan dan mendirikan negara merdeka," paparnya.

Sementara Nzimande mengatakan pemerintah Israel menolak untuk memberinya visa guna memasuki wilayah Palestina. Hal ini terkait kunjungan enam harinya demi kerja sama pendidikan Afsel dan Palestina.

Meskipun telah menyelesaikan semua prosedur yang diperlukan, sayangnya ia tetap tidak diizinkan memasuki Palestina. "Israel sedang mencoba untuk menghukum saya melalui larangan ini dan Partai Komunis Afrika Selatan akan berdiri di sisi rakyat Palestina dalam perjuangan mereka untuk kebebasan, keadilan dan kemerdekaan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement