Ahad 26 Apr 2015 10:41 WIB

Hacker Rusia Baca Aktivitas E-Mail Obama

Rep: Gita Amanda/ Red: Angga Indrawan
U.S. President Barack Obama answers questions during a news conference in the East Room of the White House in Washington, November 5, 2014.
Foto: Reuters/Larry Downing
U.S. President Barack Obama answers questions during a news conference in the East Room of the White House in Washington, November 5, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harian The New York Times baru-baru ini melaporkan bahwa sistem keamanan Amerika Serikat mengalami gangguan. Laporan ini merujuk pada ulah hacker atau peretas komputer asal Rusia yang disebut-sebut telah membaca sejumlah email Presiden Barack Obama.

Seorang juru bicara Gedung Putih menolak mengomentari laporan yang diungkap The New York Times. Namun Gedung Putih mengkonfirmasi adanya pelanggaran keamanan awal bulan ini. Meski begitu mereka menegaskan pelanggaran tak menyentuh informasi rahasia.

Laporan mengutip para pejabat AS mengatakan, tak ada bukti bahwa email presiden diretas. Tapi ada fakta yang menyatakan beberapa komunikasi presiden melalui emailnya telah dibaca para hacker.

"Tak ada bukti email presiden sendiri diretas," ujar pejabat Gedung Putih, seperti dilansir Aljazirah Ahad (26/4).

The New York Times sebelumnya melaporkan, pelanggaran yang terjadi kali ini jauh lebih mengganggu dan mengkhawatirkan dari yang telah diakui publik.

Sebab meski bukan email rahasia yang dibaca para peretas, tapi pejabat AS mengakui email berisi informasi sensitif. Mulai dari email dengan para diplomat, pergerakan personel, undang-undang, jadwal presiden hingga diskusi mengenai kebijakan.

"Para pejabat tak mengungkap jumlah email Obama yang dibaca hacker atau seberapa sensitif konten mereka," kata The New York Times.

Harian tersebut juga menyatakan, para pejabat senior Gedung Putih selama berbulan-bulan telah mengetahui kasus pelanggaran ini.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement