REPUBLIKA.CO.ID, NEPAL -- Pihak keamanan, tim penyelamat, warga, hingga relawan tak hentinya melakukan evakuasi terhadap korban gempa di Nepal. Data terakhir tercatatat lebih dari 2.400 orang tewas dalam peristiwa alam ini.
Seperti yang dilansir dna India, Ahad (26/4), tim kewalahan menangani pasien yang terus berdatangan. Bahkan, kapasitas rumah sakit tidak mampu menampug lagi korban-korban yang terluka.
"Kami hanya punya satu ruangan operasi di sini. Sedangkan, yang saat ini kami butuhkan untuk dapat memberikan pertolongan sebanyak 15 bioskop. Saya tidak mampu mengatasi ini," kata seorang ahi bedah ortopedi, Dipendra Pandey.
Ia menyebutkan, sudah sebanyak 36 operasi besar dan dalam tahap kritis sejak Sabtu (25/4). Semakin banyaknya korban yang berjatuhan dan berdatangan, maka semakin krisis juga pasokan medis.
Tercatat, jumlah korban akibat gempa berkekuatan 7,9 skala richter itu terus meningkat. Tak hanya di Nepal, tetapi sekitar 60 orang tewas di India dan belasan korban di bagian wilayah China.
Hingga saat ini, bantuan dari negara tetangga terus berdatangan. Namun, nampak sangat sulit mengirimkan bantuan dengan menggunakan helikopter, melihat cuaca masih berawan. Dan, adanya intensitas gempa susulan, ditambah dengan tanah-tanah yang terblokir oleh tanah longsor di mana-mana.
"Kami menyaksikan langsung kehancuran yang mengerikan ini. Banyak rumah sakit yang terpakasa merawat pasien di halaman. Nampak, lusinan rumah dan gedung-gedung hancur dan beberapa jalan terbelah," ujar koordinator Caritas Australia yang bertugas di Nepal, Eleanor Trinchera.