REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Pasca gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter yang mengguncang Kathmandu, Nepal petugas evakuasi terus mencari korban. Seperti dilansir dari Mirror, Senin (27/4) laporan jumlah korban telah mencapai lebih dari 2.500 jiwa.
Selain korban tewas, sebanyak 5.800 orang dikabarkan terluka. Hal ini diperparah dengan kondisi malam di penampungaj yang dingin disertai hujan deras. Tenda-tenda penampungan mulai didirikan namun Kathmandu masih seperti kota mati tanpa listrik.
Rumah sakit merawat pasien di luar gedung karena khawatir gempa susulan akan kembali terjadi. Kathmandu Medical College juga telah mendirikan tempat operasi di dalam tenda untuk menangani pasien-pasien kritis.
Gempa yang melanda Nepal terjadi pada Sabtu (25/4) lalu. Palang Merah Inggris di Kathmandu mengatakan kejadian itu merupakan hari yang sangat mengerikan. "Gempa asli berlangsung 40 detik. 40 detik itu adalah ketakutan terpanjang dalam hidupku," katanya.
Bantuan mulai masuk setelah Bandara Kathmandu mulai dibuka. Negara-negara lain mulai mengirimkan sumbangan dan bantuan pangan untuk negara di Asia Selatan ini. Tim medis juga mulai dikerahkan untuku menangani korban-korban di sana. Inggris telah mengirimkan bantuan sebesar 5 juta euro kepada negara ini.