REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Setidaknya 44 warga Palestina tewas oleh serangan tentara Israel, saat berlindung di tujuh sekolah PBB selama perang musim panas lalu.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, sangat menyesali kematian dan menekankan agar fasilitas PBB tak diganggu gugat
Dilansir dari BBC News pada Senin (27/4), Ban mengumumkan membuka penyelidikan terhadap 10 sekolah yang dikelola badan pengungsi PBB untuk Palestina, UNRWA, antara 8 Juli dan 26 Agustus atau selama perang Gaza berlangsung.
Israel dan Hamas telah bersedia bekerja sama untuk mendukung penyelidikan yang dipimpin jenderal Belanda Patrick Cammaert. Laporan yang terdiri dari 207 halaman penuh memuat ringkasan temuan, dan dirilis pada Senin.
Dalam salah satu insiden yang ada di laporan menyatakan, ada salah satu sekolah khusus perempuan yang diserang 88 mortir oleh militer Israel. Sekolah lain diserang proyektil dari senjatat anti-tank, sementara sepertiga sekolah lain terkena serangan rudal.
Pemerintah Israel juga kerap menembakkan proyektil di daerah sekitar sekolah tanpa memberikan peringatan. "Ini masalah pada mereka yang terkena dampak padahal mereka mencari perlindungan," tulis Ban dalam surat yang menyertai laporan.
Ban juga mengatakan kekecewaannya pada kelompok Hamas Palestina. Menurutnya, banyak dari mereka menggunakan sekolah PBB untuk menyembunyikan senjata.