Selasa 28 Apr 2015 15:37 WIB

13 WNI di Nepal Belum Bisa Dihubungi

  Tentara India membawa seorang anak Nepal yang terluka akibat gempa bumi di Kathmandu, Nepal, Senin (27/4).
Foto: AP/Altaf Qadr
Tentara India membawa seorang anak Nepal yang terluka akibat gempa bumi di Kathmandu, Nepal, Senin (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAWI -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan sebanyak 13 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Nepal belum dapat dihubungi hingga saat ini.

"Kami terus mencoba melakukan komunikasi secepat mungkin melalui cara apapun untuk mengetahui keberadaan 13 WNI yang hilang kontak," kata Retno saat mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri pertemuan empat kepala negara di Langkawi, Malaysia, Selasa (28/4).

Retno mengatakan ke-13 WNI tersebut tidak berarti mengalami kecelakaan akibat bencana gempa bumi di Nepal, Sabtu (25/4). Korban gempa Nepal memakan korban lebih dari 4.000 orang meninggal dunia.

Retno mengatakan jumlah WNI yang berada di Nepal berdasarkan laporan terakhir sebanyak 54 orang, yakni 18 WNI menetap dan 36 merupakan pengunjung.

"Dari 18 WNI yang menetap di sana sebanyak 12 orang sudah dapat dihubungi dan selamat, sedangkan enam orang belum bisa dihubungi," kata Retno.

Sementara untuk sisanya orang yang berkunjung ke Nepal sebanyak tujuh orang belum dapat dihubungi dan lainnya sudah dapat dikontak dalam keadaan selamat.

"Kebanyakan mereka para pendaki gunung, tapi juga ada pariwisata," kata Retno.

Dia berharap 13 WNI yang belum dapat dihubungi itu bukan karena mengalami kecelakaan, tetapi karena situasi yang sulit dan mungkin karena masalah komunikasi, dimana infrastruktur semua rusak.

"Oleh karena itu kemarin saya sudah minta duta besar kita dari Dhaka yang mengcover dan segera masuk ke Nepal yang dibantu oleh tenaga perbantuan dari kementerian luar negeri empat orang dan dua dari DVI Polri.

Mantan Duta Besar untuk Belanda tersebut menagtakan Ini adalah upaya koordinasi penanganan WNI bersama organisasi internasional atau tim dari negara lain.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement