Selasa 28 Apr 2015 14:44 WIB

Bantuan Jutaan Dolar Mengalir untuk Nepal

Rep: Gita Amanda/ Red: Esthi Maharani
Suasana mencekam pascagempa Nepal direkam dengan alat drone
Foto: The Mirror
Suasana mencekam pascagempa Nepal direkam dengan alat drone

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter yang menerjang Nepal Sabtu (25/4) lalu, menggerakan hati banyak negara untuk membantu. Sejumlah negara menggelontorkan dana hingga jutaan dolar ke negara yang baru diguncang gempa dasyat tersebut.

Seperti dilaporkan Time pada Selasa (28/4), lembaga bantuan internasional dan pemerintah asing juga terus mengucurkan bantuan mereka untuk Nepal. Amerika Serikat misalnya, memberikan bantuan lewat Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) mencapai 10 juta dolar. AS juga mengirimkan tim pencari dan penyelamat dari unit Respon Bantuan Bencana USAID dan 45 ton pasokan.

"Bantuan darurat ini sebagai dukungan kemitraan untuk mengurangi risiko di Nepal," kata Direktur Bantuan Bencana Luar Negeri USAID Jeremy Konydyk.

India mengirimkan 1.000 personel Respon Bencana Nasional (NDRF) untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan. Mereka juga mengerahkan 13 pesawat, enam helikopter Mi-17 dan dua helikopter tempur ringan. India pun menambah bantuan dengan mengirim 10 ton selimut, 50 ton air bersih, 22 ton makanan, dan 2 ton obat-obatan ke Kathmandu. India juga mengirimkan tiga rumah sakit darurat, satuan tugas rekayasa dan unit medis dari dokter sipil.

Inggris memberikan bantuan senilai 7,6 juta dolar AS. Setengahnya mereka peruntukan untuk kebutuhan mendesak di Nepal, sisanya mereka sumbangkan ke Palang Merah.

Para ahli dari sejumlah badan amal yang berbasis di Inggris seperti Palang Merah dan Oxfam telah berada di Nepal. Inggris juga mengirim sebuah pesawat Royal Air Force yang membawa 1.100 perlengkapan tenda penampungan dan lebih dari 1.700 lampu surya.

Cina mengirimkan 62 anggota tim SAR pada Ahad. Mereka berjanji akan menggelontorkan bantuan hingga 3,3 juta dolar termasuk, tempat penampungan darurat, pakaian, selimut dan pembangkit listrik.

Israel mengirimkan tim beranggotakan 260 orang untuk membantu operasi penyelamatan, bersama dengan 95 ton bantuan dan pasokan medis. Pada Senin, sebuah pesawat yang membawa tim medis berisi 200 dokter, perawat, paramedis, tim penyelamat, serta personel lain mendarat di Kathmandu. Mereka kemudian memulai mendirikan rumah sakit darurat.

Kementerian Luar Negeri Australia menjanjikan 3,9 juta dolar. Bantuan tersebut akan dibagi antara organisasi non-pemerintah di Australia dan mendukung mitra PBB serta Palang Merang Australia.

Malaysia mengatakan akan mengerahkan 30 anggota dari Tim Khusus Bantuan Penyelamat Bencana (SMART). Mereka juga akan mengirim 20 dokter untuk membantu operasi di lapangan.

Pakistan mengerahkan empat pesawat Pakistan Air Force, membawa bantuan dan tim penyelamat. Pakistan juga membawa 30 tempat tidur rumah sakit dan tim medis ke Nepal.

Uni Eropa menyediakan bantuan tiga juta dolar untuk Nepal. Komisi Eropa juga telah menyebarkan ahli perlindungan sipil di Nepal, serta bantuan darurat termasuk air bersih, obat-obatan, tempat tinggal darurat dan telekomunikasi.

Sedangkan PBB merilis 15 juta dolar dana tanggap darurat untuk korban gempa. Sekretaris urusan kemanusiaan PBB Valerie Amos mengatakan, badan PBB yang mengkoordinasikan upaya internasional telah menjalin komunikasi dengan Nepal termasuk pemerintah.

Negara-negara lain yang terlibat dalam menyumbangkan bantuan keuangan atau personeil termasuk Kandada, Bhutan, Prancis, Italia, Jepang, Selandia Baru, Norwegia, Sungapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Swiss dan Uni Emirat Arab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement