REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesadaran pemberian vaksin melalui imunisasi di sejumlah negara masih kecil, terutama mereka yang berada di negara tertinggal. Karena itu, untuk meningkatkan penggunaan vaksin di dunia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) terus mendorong negara-negara tersebut untuk meningkatkan imunisasi bagi anak.
Upaya ini diungkapkan Direktur Imunisasi, Vaksin, dan Biologi WHO, Dr. Jean Marie Okwo-Bele, dilakukan dengan mempertemukan perwakilan tingkat tinggi dari 34 negara yang cakupan vaksin rutinnya (tiga dosis DTP3) kurang dari 80 persen di bulan Mei mendatang. Dalam pertemuan ini, WHO sama-sama akan mendiskusikan tantangan dari masing-masing negara dan mencari solusi yang tepat atas masalah tersebut.
Beberapa hal yang dimaksudkan dalam pertemuan ini antara lain untuk menyederhanakan prosedur pemberian vaksin dilapangan. Meningkatkan distribusi vaksinasi didaerah yang sulit dijangkau, menjamin keterjangkauan biaya vaksin dan meningkatkan rantai penyediaan vaksin.
Tidak hanya soal produknya, upaya ini juga dilakukan guna memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan, meningkatkan kualitas dalam mengumpulkan data cakupan imunisasi di setiap negara, menangai kendala akibat konflik, bencana alam dan krisis lainnya, meningkatkan kesadaran dan kebutuhan terhadap imunisasi dari masyrarkat, mengembangkan akuntabilitis dair perencanaan mikro terhadap pelaksanan vaksinasi untuk dapat dipertanggung jawabkan.
Sementara itu, Global Vaccine Action Plan (GVAP) merekomendasikan tiga langkah penting untuk mengakhiri kesenjangan imunisasi. Yakni dengan mengintegrasikan imunisasi dengan pelayanan kesehatan lainnya, memperkuat sistem kesehatan sehingga vaksin terus diberikan bahkan disaat kritis, dan memastikan bahwa setiap orang mendapatkan akses vaksin dengan biaya murah.