REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Yaman Jamal Benomar , Senin (28/4) memperingatkan bahwa embargo senjata yang menyasar Houthi dapat menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan. Padahal, negara tersebut memerlukan bantuan kemanusiaan.
Pada awal bulan ini, Dewan Keamanan memberlakukan embargo senjata menyasar pemberontak Houthi. "Pelaksanaan embargo senjata baru tersebut bisa secara tidak sengaja membatasi arus barang niaga dan bantuan kemanusiaan, yang sangat diperlukan, ke Yaman, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan," kata Benomar.
Dia mengatakan keadaan kemanusiaan di Yaman menjadi bencana dunia. PBB menyatakan 12 juta orang memerlukan bantuan. Kekerasan menyebar ke seluruh Yaman sejak tahun lalu ketika pemberontak Houthi merebut ibukota Sanaa dan menggusur Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang kemudian 'mengungsi' ke Arab Saudi.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon menunjuk diplomat Mauritania, Ismail Ould Cheikh Ahmed, untuk menggantikan Benomar.
Menteri luar negeri Teluk dijadwalkan bertemu pada pekan ini dengan pokok bahasan perang di Yaman. Pertemuan pada Kamis di ibukota Saudi, Riyad, itu akan mencakup masalah penting gerakan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan perkembangan di kawasan tersebut, termasuk kemelut di Yaman," kata Sekretaris Jenderal GCC Abdullatif Zayani.