Rabu 29 Apr 2015 08:04 WIB

Wilayah Dekat Pusat Gempa Nepal Belum Tersentuh Bantuan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Suasana mencekam pascagempa Nepal direkam dengan alat drone
Foto: The Mirror
Suasana mencekam pascagempa Nepal direkam dengan alat drone

REPUBLIKA.CO.ID, PASLANG -- Beberapa hari pascabencana gempa di Nepal meninggalkan banyak wilayah terisolasi. Salah satunya wilayah Paslang yang belum tersentuh bantuan.

Penduduk setempat menunggu bantuan dari pemerintah. Mereka sangat membutuhkan kiriman makanan, tenda dan keperluan untuk bertahan hidup lainnya.

Desa yang miskin di kaki gunung dekat pusat gempa tersebut hampir sepenuhnya hancur dan rata dengan tanah. ''Ketika saya tiba, tidak ada apa pun,'' kata seorang tentara pemerintah asal Paslang, Thapa dilansir AP, Rabu (29/4).

''Semuanya hancur. Istri saya, ia meninggal,'' katanya. Ia mengambil cuti dari militer untuk berduka. Namun, ia mengatakan bukan duka yang ia rasa tapi kemarahan.

''Hanya masyarakat sekitar yang juga kehilangan segalanya yang membantu saya. Tidak ada dari pemerintah,'' tambahnya. Meski demikian, ia mengaku tak berdaya.

Thapa mengatakan ia menghubungi polisi dan meminta mereka mengirimkan bantuan atau melakukan sesuatu di Paslang. ''Tapi mereka mengatakan tak ada orang yang bisa dikirim,'' katanya.

Paslang terletak hanya tiga kilometer dari gunung dan kota Gorkha, yang menjadi pusat operasi bantuan dan penyelamatan. Namun, penduduk Paslang tidak tahu bagaimana nasib mereka selanjutnya dan kapan dikirimi bantuan.

Penduduk berinisiatif tidur dan tinggal bersama di sisa-sisa bangunan yang masih bisa dimodifikasi. Tiga orang di sana dilaporkan tewas.

Sementara, anggota komite manajemen bencana distrik, Mohan Pokhran mengatakan mereka kekurangan sumber daya. Menurutnya, hanya ada 50 sukarelawan tentara dan polisi yang membantu distribusi makanan dan bantuan untuk ribuan orang di area terisolasi.

Pada Selasa kemarin, pihak berwenang distrik mengirim 26 helikopter ke area pinggiran untuk mengevakuasi korban luka. ''Kami tidak punya cukup banyak untuk segala bantuan,'' kata Pokhran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement