Rabu 29 Apr 2015 14:57 WIB

Raja Salman Tunjuk Keponakan Sebagai Pewaris Takhta

Rep: C07/ Red: Ani Nursalikah
 Presiden AS Barack Obama bertemu dengan pemimpin baru Arab Saudi Raja Salman bin Abdul Aziz di Riyadh, Arab Saudi, Selasa (27/1) wakru setempat.   (Reuters/Jim Bourg)
Presiden AS Barack Obama bertemu dengan pemimpin baru Arab Saudi Raja Salman bin Abdul Aziz di Riyadh, Arab Saudi, Selasa (27/1) wakru setempat. (Reuters/Jim Bourg)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja baru Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz pada Rabu (29/1) pagi mengumumkan reshuffle kabinet.

Salah satu keputusan dalam reshuffle kabinet adalah memberhentikan adik tirinya Muqrin bin Abdulaziz sebagai putra mahkota kerajaan. Sebagai gantinya, ia menunjuk Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Nayef (55 tahun) yang tidak lain adalah keponakannya sebagai pewaris takhta.

Reshuffle ini diumumkan sebagai dekrit kerajaan dan disiarkan lewat stasiun televisi pemerintah. Menurut Kantor berita Al Jazeera, pencabutan Putra Mahkota Murqin dari posisinya dilakukan atas permintaan yang bersangkutan.

Raja Salman kemudian menunjuk Nayef sebagai putra mahkota merangkap menteri dalam negeri. Nayef merupakan cucu dari pendiri Kerajaan Arab  Saudi. Reshuffle kabinet tersebut merupakan perubahan besar di Arab Saudi karena baru pertama kali putra mahkota bukan berstatus anak, melainkan cucu pendiri Saudi.

Selain memberhentikan adik tirinya, Raja Salman juga menunjuk putranya Pangeran Mohammed bin Salman sebagai wakil putra mahkota. Reshuffle juga mengganti Menteri Luar Negeri Pangeran Saud al-Faisal dengan Duta Besar Saudi untuk Washington Adel al-Jubeir.

Menteri Tenaga Kerja Adel al-Fakieh diangkat menjadi Menteri Ekonomi dan Perencanaan. Sedangkan Mufrej al-Haqbani diangkat menjadi Menteri Tenga Kerja.

Direktur Eksekutif Arab Centre di Washington, Khalil Jashan menyebut reshuffle kabinet sebagai gempa politik. Disebut gempa politik karena Saudi telah berubah dengan adanya reshuffle.

"Ini perubahan serius yang akan berdampak bukan hanya domestik, tapi juga di tingkat internasional," katanya.

Reshuffle menjadi sebuah jawaban Raja Salman atas keraguan dari banyak pihak saat dia naik tahta mengenai kondisi kesehatannya, tentang ketegasan dan kekuatannya untuk mengendalikan urusan politik di kerajaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement