Rabu 29 Apr 2015 22:19 WIB

Puluhan Backpacker Australia Terperangkap di Kota Pendakian Lukla di Nepal

Red:
  Warga Australia Mitchell Pedavoli (kiri) dan Teegan Wright (kanan) terperangkap di Nepal sejak terjadi gempa bumi pekan lalu.
Foto: abc news
Warga Australia Mitchell Pedavoli (kiri) dan Teegan Wright (kanan) terperangkap di Nepal sejak terjadi gempa bumi pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEPAL -- Seorang backpacker asal Sydney di Nepal mengaku dirinya serta puluhan orang warga Australia lainnya terjebak di kota pendakian yang luluh lantak akibat gempa bumi mematikan pekan lalu.

Mitchell Pedavoli (25 tahun), asal Blacktown, bersama dengan setidaknya 35 orang warga Australia lainnya diyakini tengah berada di Kota Lukla, di Timur Laut Nepal. Kepada ABC, Pedavoli mengaku dirinya telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Australia (DFAT) dan petugas lainnya yang mengatakan mereka tidak bisa berbuat banyak untuk menolong mengevakuasi wisatawan  dari kawasan bencana itu.
 
"Saya berbicara dengan mereka dua kali kemarin dan mereka mengatakan tidak akan menawarkan bantuan untuk mengeluarkan siapapun dari Lukla, hanya itu yang mereka katakan,” tuturnya baru-baru ini.
 
"Mereka menawarkan pesawat dari Kathmandu ke Sydney tapi tidak tahu bagaimana caranya menolong kami keluar dari Lukla menuju Kathmandu,”
 
"Orang-orang mendapatkan bantuan di Kathmandu namun membawa kami ke Kathmandu itu masih menjadi masalah,”
 
Dalam pernyataannya yang diterbitkan di situs mereka, DFAT mengatakan bandara Nepal memang masih berfungsi, namun penerbangan menuju ke bandara itu banyak mengalami penundaan karena kondisi cuaca maupun antrian dan prioritas penerbangan dan juga helikopter yang membawa tim SAR.
 
"DFAT telah mengerah petugas konsular dan akan mengerahkan lebih banyak petugas lagi ke Pokhara dalam beberapa hari mendatang, jika kondisinya memungkinkan,” tulis pernyataan di situs tersebut.
 
"Jika Anda berada di luar Kathmandu dan tidak bisa mendapatkan transportasi yang aman ke Kathmandu, Anda harus menemukan tempat aman untuk tinggal sementara, dan usahakan tetap berkelompok jika dimungkinkan dan terus berkomunikasi dengan angota keluarga Anda."
 
Pedavoli dan rekannya Teegan Wright (21), tengah berada di Lukla pada saat terjadi gempa berkekuatan 7.9 mengguncang Nepal.
 
Menurutnya ada sekitar 100 orang yang terjebak di bandara Tenzing-Hillary berusaha meninggalkan kota itu namun cuaca buruk menghalangi upaya mereka.
 
"Kita seharusnya naik penerbangan ke-15 namun hingga sejauh ini baru ada 4 penerbangan yang berhasil meninggalkan bandara,” kata Pedavoli.
 
"Tampaknya otoritas akan segera menutup bandara ini,”
 
Sejauh ini, Pedavoli mengatakan baru satu helikopter tiba dari India kemarin dan orang-orang bergegas untuk naik ke helikopter tersebut.
 
Dua pesawat Australia telah dikirim ke Kathmandu namun Departemen Pertahanan mengatakan evakuasi warga Australia baru akan dimulai paling cepat besok.
 
Sementara itu Perdana Menteri Nepal, Sushil Koirala mengatakan jumlah korban tewas akibat bencana gempa bumi kemarin telah mencapai 10 ribu orang, padahal informasi kerusakan dan korban dari desa dan kota yang jauh jaraknya dari ibukota Nepal masih belum diterima.
 
DFAT menyarankan warga Australia di Nepal untuk memberitahukan lokasi mereka dan rinciannya ke pihak Kedutaan Besar Australia melalui akun email [email protected].
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement