Jumat 01 May 2015 13:13 WIB

1,7 Juta Anak Nepal Butuh Bantuan Darurat

Gempa di Nepal
Foto: Dailymail
Gempa di Nepal

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU --  Sebanyak 1,7 juta anak saat ini sangat memerlukan bantuan darurat di daerah yang paling parah dilanda gempa bumi di Nepal.

Dana Anak PBB (UNICEF) menyiarkan data tersebut saat organisasi PBB itu menyampaikan permohonan bantuan kemanusiaan 50,35 juta dolar AS buat anak-anak dan keluarga mereka di tengah meningkatnya risiko penyebaran penyakit.

Gempa bumi dengan kekuatan 7,9 pada Skala Richter telah menewaskan 5.600 orang dan melukai lebih dari 10 ribu orang. Gempa tersebut juga telah membuat puluhan ribu orang tinggal di tempat terbuka dan kamp sementara di Lembah Kathmandu.

Kesehatan mereka terancam oleh kurangnya makanan, air minum dan instalasi kebersihan yang memadai seperti toilet. Banyak di antara mereka kini diberikan mi instan dan air setiap hari oleh militer dan polisi.

Karena hampir separuh rumah di Kathmandu berada dalam kondisi buruk dan dapat ambruk jika gempa lain mengguncang, ibu kota Nepal tersebut kini seperti setengah kota hantu.

"Kehidupan demikian banyak anak telah tercabik dan mereka kini sangat memerlukan dukungan penyelamat nyawa, termasuk air bersih, tempat berteduh dan kebersihan," kata Wakil UNICEF di Nepal Tomoo Hozumi.

Anak-anak itu berada di garis depan dalam menghadapi bencana. Mereka kehilangan kesempatan belajar di sekolah, sementara orang dewasa di keluarga mereka juga tak memiliki sumber penghasilan setelah ekonomi macet akibat gempa.

"Tanpa pasokan air yang aman, penyakit yang menular melalui air tetap menjadi resiko tinggi buat anak-anak. Banyak keluarga berjuang cuma untuk bisa melindungi diri mereka dari sengatan sinar matahari dan guyuran hujan," kata Hozumi.

Kondisi kesehatan semua orang itu sekarang telah menjadi prioritas pihak berwenang dan organisasi bantuan selain perawatan yang diberikan kepada orang yang cedera. Lebih dari 80 persen instalasi kesehatan di lima kabupaten yang paling parah diguncang gempa telah rusak parah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement