REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Gelaran pemilihan umum akan segera berlangsung di Inggris pekan depan. Sebuah analisis terbaru menunjukkan bahwa Muslim Inggris bisa memutuskan sampai 25 persen dari kursi pemilihan umum negara itu.
"Anda bisa tiba-tiba melihat perubahan pola dalam hal agama minoritas, mayoritas dan non-afiliasi, dan bagaimana mereka bermain pada lanskap politik," Alan Mendoza, presiden think-tank Henry Jackson Society, mengatakan kepada Daily Express, Kamis kemarin.
"Temuan menunjukkan bagaimana hal telah berubah secara dramatis bila dibandingkan dengan apa yang terjadi 20 atau 30 tahun yang lalu," tambahnya, seperti dilansir dari onislam.net, Jumat (1/5).
Dari 632 kursi, 159 kursi diperkirakan akan ditentukan oleh Muslim, jauh lebih banyak dibandingkan pemilu 2010. Sementara Muslim akan menentukan seperempat konstituen Inggris, Hindu, Buddha dan Yahudi juga memiliki peran penting.
Dengan perkiraan umat Hindu dan Buddha akan menentukan lebih dari 60 konstituen, agama minoritas di Inggris akan memberi pengaruh besar pada hasil akhir pemilihan.
Hasil penelitian itu muncul menyusul banyaknya poster anti-voting, yang mendesak umat Islam untuk memboikot pemilu minggu depan. Poster-poster itu terlihat di beberapa kota di Inggris selama beberapa minggu terakhir.
Umat Muslim Inggris telah mengutuk keras poster-poster yang tertempel di tiang lampu ini. Poster itu disinyalir sebagai upaya untuk menggertak komunitas Muslim agar menarik diri dari demokrasi.
Menyongsong pemilihan politik mendatang, umat Islam di Inggris telah meluncurkan Manifesto Muslim di House of Lords pada tanggal 23 Februari silam. Manifesto Muslim berisi ajakan untuk bertindak dan serangkaian rekomendasi kebijakan yang menuntut kesetaraan kedudukan politik antara Muslim dan non Muslim, baik di dewan lokal maupun parlemen.
Inggris adalah rumah bagi hampir dua juta kaum minoritas Muslim. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Financial Times menunjukkan bahwa tingkat kecurigaan Inggris terhadap Muslim sangat tinggi, diperkirakan berjumlah 2,8 juta.
Sebuah jajak pendapat dari Evening Standard juga menemukan bahwa sebagian besar penduduk kawasan pelabuhan di London memiliki opini negatif tentang Muslim.