Jumat 01 May 2015 10:50 WIB

Airbus Curigai Intel Jerman Pasok Informasi Buat AS

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Pesawat Airbus terbaru A350 terbang di atas bandara Toulouse-Blagnac selama penerbangan perdananya di Perancis, Jumat (14/6).     (Reuters/Jean-Philippe Arles)
Pesawat Airbus terbaru A350 terbang di atas bandara Toulouse-Blagnac selama penerbangan perdananya di Perancis, Jumat (14/6). (Reuters/Jean-Philippe Arles)

REPUBLIKA.CO.ID,JERMAN -- Maskapai penerbangan raksasa dari Prancis Airbus akan melaporkan dugaan bahwa badan intelijen asing Jerman telah membantu Amerika Serikat untuk memata-matai perusahaannya dan sejumlah perusahaan Eropa lainnya.

"Kami sudah menanyakan kepada pemerintah untuk informasi lebih lanjut dan melayangkan keluhan atas dugaan spionase industri," kata seorang juru bicara Airbus di Jerman dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/4) dilansir Aljazirah.

Surat kabar Jerman Bild juga melaporkan bahwa agen mata-mata AS menargetkan Airbus dan Eurocopter, sekarang disebut Eurocopter Group, serta perusahaan lain selama bertahun-tahun.

Berdasarkan kutipan dokumen badan intelijen tersebut, pemerintah Jerman dinyatakan telah mengetahui hal itu sejak tahun 2008.

“Badan Keamanan Nasional AS (NSA) diduga telah memata-matai, atau berusaha untuk memata-matai, bisnis di Eropa melalui stasiun pemantauan BND, badan intelijen asing Jerman di Bad Aibling, negara bagian Bavaria selatan,” demikian ditulis oleh Bild.

Laporan Bild tersebut membuat pemerintah Jerman yang selalu menggambarkan dirinya sebagai korban mata-mata sekutunya, terutama AS menjadi berang.

Sueddeutsche Zeitung juga mengatakan BND juga terlibat dalam spionase politik ketika membantu NSA melakukan aksi mata-mata terhadap pejabat  tinggi di kementerian luar negeri Prancis, Istana Elysee dan Komisi Eropa.

Ditanya tentang dugaan itu, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan pada konferensi pers di Brussels bahwa ia pernah mengusulkan jika komisi harus memiliki dinas rahasia sendiri, meski ia tidak tahu apakah mata-mata Jerman aktif di ibukota Belgia.

Juncker, mantan pemimpin Luksemburg yang dijatuhkan oleh skandal korupsi dan mata-mata pada 2013, mengatakan ia tahu dari pengalaman pribadinya bahwa dinas rahasia sangat sulit untuk dikontrol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement