Jumat 01 May 2015 16:47 WIB

Selamatkan Warisan Budaya Nepal

Rep: C38/ Red: Ani Nursalikah
 Seorang pria menangis saat melintasi reruntuhan sebuah kuil yang hancur akibat gempa bumi di Bhaktapur, Nepal, Ahad (26/4). (Reuters/Navesh Chitrakar)
Foto: REUTERS/Navesh Chitrakar
Seorang pria menangis saat melintasi reruntuhan sebuah kuil yang hancur akibat gempa bumi di Bhaktapur, Nepal, Ahad (26/4). (Reuters/Navesh Chitrakar)

REPUBLIKA.CO.ID, BHAKTAPUR -- Seorang laki-laki muda menggali dengan penuh semangat di reruntuhan kuil kota tua Bhaktapur. Setiap kali ia menemukan ukiran batu besar, orang-orang dengan cepat berkerumun untuk membantu mengangkat. Artefak-artefak itu ditempatkan di kaki Candi Bhagwati, yang telah runtuh selama gempa.

Pasca gempa besar 7,8 skala Richter yang melanda Nepal Sabtu lalu, sejumlah peninggalan bersejarah hancur. Monumen dan kuil-kuil di Kathmandu Valley, yang tertulis sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1979 di tujuh lokasi berbeda juga hancur.

Para budayawan dan penduduk setempat bekerja sama melakukan penggalian di Durbar Square untuk menyelamatkan warisan budaya bangsa. Kuil di Durbar Square, Kathmandu, Patan dan Bhaktapur hancur menjadi puing-puing dan reruntuhan akibat guncangan kuat. Salah satu bagian dari Changu Narayan, kompleks megah warisan Hindu di puncak bukit terisolasi di antara reruntuhan.

Seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (1/5), pakar dan budayawan yang menangani Kathmandu Durbar Square Alok Tuladhar mengatakan sebuah pertemuan informal digagas oleh UNESCO, Kamis.

Pertemuan tersebut melibatkan sejumlah pakar budaya, termasuk seorang arkeolog Prancis yang kebetulan sedang melakukan kerja lapangan di Nepal.

Dalam pertemuan tersebut, mereka memutuskan membentuk sebuah unit koordinasi nasional yang akan melakukan penilaian lapangan. Penilaian tersebut memanfaatkan aplikasi smartphone yang dapat merekam situs dan melihat kerusakan dengan cepat.

Menurut Tuladhar, dampak sosial-budaya akibat kehancuran ini sangat signifikan. Banyak struktur bangunan yang mungkin perlu diruntuhkan setelah diperiksa oleh para ahli konservasi.

Gapura di Bhaktapur Durbar Square juga sudah diruntuhkan karena rusak parah. Situs termuda di kawasan ini berusia sekitar 150 tahun, sementara situs tertua 4.000 tahun.

Bukan hanya situs-situs bersejarah, sejumlah rumah warga yang memiliki nilai historis juga ikut terkena dampaknya. Untungnya, banyak rumah tradisional yang sejak awal dirancang tahan gempa. Rumah itu dibangun berdasarkan pengetahuan yang dikembangkan selama ribuan tahun oleh nenek moyang mereka.

“Sangat penting untuk menyelamatkan semua yang bisa diselamatkan. Bahkan, salah satu batu bata dari candi ini adalah milik kita. Ini bukan milikku, itu bukan miliknya. Ini kita. Ini milik bangsa. Jadi, kita harus menyimpannya," ujar seorang warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement