Sabtu 02 May 2015 06:53 WIB

Israel Tangkap 4 Bocah Palestina

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ilham
Seorang bocah Palestina sedang mencari air
Foto: rfi.fr
Seorang bocah Palestina sedang mencari air

REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Operasi bawah tanah Israel berhasil menahan dua bocah Palestina berusia tujuh tahun dan kakaknya yang berusia 12 tahun di Yerusalem Timur. Penangkapan keduanya menyusul dua anak-anak berusia 15 tahun dari keluarga yang sama ditahan Israel sehari sebelumnya.

Kakek kedua bocah menuturkan, kedua cucuknya berasal dari Keluarga Zaatari ditahan oleh anggota militer Israel berpakaian sipil saat mereka sedang berada di jalan awal pekan ini.

Keluarga Zaatari mengatakan, empat anak yang ditahan adalah Ihab Ahmed Zaatari (7 tahun), Muhammad Mahdi Zaatari (12 tahun),  Alaa Magdy Zaatari dan Mehdi Barakat Zaatari yang masing-masing berusia 15 tahun.

Juru bicara Kepolisian Israel tidak memberi keterangan jelas mengapa keempat anak itu ditahan. Namun, kepada media Israel, juru bicara kepolisian mengatakan keempat anak itu ditemukan melempari batu ke arah satu bus.

Keluarga Zaatari menolak tudingan itu. Mereka mengatakan tentara Israel datang tiba-tiba dan tidak ada kejadian apa-apa sebelum kedatangan mereka.

''Saya berdiri beberapa meter dari lokasi kejadian. Tapi saya tak sempat mencegah itu karena 10 tentara yang menahan anak-anak kami bergerak cepat memasukkan mereka ke mobil khusus,'' kata salah satu anggota keluarga Zaatari, Mehdi Zaatari seperti dikutip Maan News, Jumat (1/5).

Keluarga juga dihalang-halangi saat ingin bertemu keempat anak itu di kantor polisi. Padahal, hukum di Israel dan hukum internasional mengharuskan kehadiran orangtua saat anak-anak mereka menjalani interogasi persoalan hukum.

Ihab Ahmed Zaatari (7 tahun) baru dibebaskan pukuk 03.00 dini hari waktu setempat dan Muhammad Mahdi Zaatari (12 tahun) dibebaskan pada pukul 07.00 waktu setempat esok harinya. Keduanya mengaku tak dibolehkan makan dan minum selama interogasi berlangsung.

Direktur LSM Pembela Hak Anak Internasional-Palestina, Ayed Abu Eqtaish mengatakan, kedua anak tidak berada dalam kategori yang mempertanggungjawabkan secara penuh tindak kriminal yang dilakukan. ''Menahan anak-anak usia enam dan tujuh tahun, Israel melanggar hukum yang mereka buat sendiri, juga hukum internasional,'' kata Eqtaish.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement