REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Puluhan jasad yang diduga pengungsi dari komunitas Muslim Rohingya, Myanmar ditemukan Jumat (1/5) di Thailand selatan.

"Ada 32 kuburan, empat jasad sedang dalam perjalanan ke rumah sakit untuk otopsi," kata Sathit Thamsuwan, seorang petugas penyelamatan yang berada di tempat kejadian dilansir oleh Aljazirah, Sabtu (2/5).

Petunjuk awal hanya bisa diharapkan dari seorang pria berkebangsaan Bangladesh yang selamat dan kini dirawat di sebuah rumah sakit.

Mayat-mayat itu ditemukan di sebuah kamp hutan terpencil di distrik Sadao, provinsi Songkhla yang berbatasan dengan Malaysia. Mereka rata-rata korban perdagangan manusia. Daerah itu memang telah dikenal sebagai jaringan kamp rahasia untuk menyelundupkan migran.

Kepala kepolisian nasional Somyot Poompanmoung mendeskripsikan tempat tersebut itu sebagai kamp penjara. Para imigran ilegal itu ditahan di sebuah sel dari bambu.

Pihak berwenang yakin bahwa para penyelundup menelantarkan imigran yang sakit ketika mereka bergerak melintasi perbatasan ke Malaysia dua hari lalu.

Sebagai salah satu kaum minoritas yang paling teraniaya di dunia, Muslim Rohingya menghadapi diskriminasi di Tanah Air mereka.

Mereka telah ditolak hak-hak kewarganegaraannya sejak amandemen undang-undang kewarganegaraan pada tahun 1982 dan diperlakukan sebagai imigran ilegal di negara mereka sendiri.

Ikuti Whatsapp Channel Republika