REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menginginkan internasional memberikan perhatian lebih guna mengatasi permasalahan kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan diperkirakan mengakibatkan 1,3 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun, atau lebih dari 3.500 kematian per hari.
"Tanpa tindakan drastis dan efektif, kecelakaan lalu lintas diprediksi dapat menjadi penyebab utama nomor lima dari kematian pada 2030," kata Wakil Presiden Bank Dunia, Keith Hansen, Sabtu (2/5).
Untuk itu, ujar dia, diperlukan target spesifik untuk membenahi keamanan jalan raya dan menyelamatkan nyawa pengguna jalan yang juga merupakan bagian dari Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Baru yang sedang disusun. Ia mengemukakan, kecelakaan lalu lintas, yang sebagian besar sebenarnya dapat diprediksi dan dicegah, pada saat ini menjadi penyebab utama nomor delapan dari kematian di seluruh dunia. Sekitar 90 persen dari kecelakaan lalu lintas tersebut terjadi di negara-negara berkembang.
Bank Dunia juga telah memutuskan untuk bekerja sama lebih erat dengan negara-negara klien dan mitra dalam memobilisasi dan mendukung respons pemerintah yang kuat guna mengatasi tantangan keamanan jalan. Selain itu, lembaga keuangan multilateral tersebut juga menjadi salah satu sponsor dalam Pekan Keselamatan Jalan pada 4-7 Mei mendatang guna membangkitkan kesadaran global terkait isu tersebut.
Sejumlah diskusi yang bakal dibahas dalam ajang tersebut antara lain cakupan krisis keselamatan jalan global, terutama yang berdampak kepada anak-anak.
Serta kebutuhan mendesak untuk bertindak karena keselamatan jalan berdampak kepada prospek pertumbuhan dan upaya pengentasan kemiskinan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Bank Dunia mengingatkan bahwa kecelakaan dapat mengakibatkan negara-negara kehilangan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 1-3 persen setiap tahun, atau bernilai lebih dari 500 miliar dolar AS secara global.
Selama sembilan tahun terakhir, Bank Dunia berkolaborasi dengan lembaga Fasilitas Keselamatan Jalan Global (GRSF) dan sejumlah mitra telah mengucurkan sekitar 1 miliar dolar AS untuk proyek keselamatan jalan di seluruh dunia.