REPUBLIKA.CO.ID, VENEZUELA -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro hari Jumat (1/5) menaikkan upah minimum – yang kedua kalinya tahun ini – untuk membantu buruh menghadapi inflasi parah yang sedang melilit negara itu
Berbicara dalam demonstrasi peringatan Hari Buruh 1 Mei, pemimpin sosialis itu mengatakan ia mendorong upah mininum dan pensiun hingga 30 persen, dua per tiga kenaikan upah itu akan dilakukan bulan ini dan sisanya mulai tanggal 1 Juli. Maduro juga menambahkan ia akan menaikkan gaji pegawai negeri sipil dan personil militer.
Kenaikan upah minimum ini disambut dengan rasa lega oleh para buruh yang sebelumnya mengira Presiden Maduro akan menggunakan peringatan Hari Buruh untuk memperluas kontrol negara atas ekonomi yang makin carut marut.
Beberapa hari terakhir ini Presiden Maduro telah meningkatkan serangan terhadap para pebinis, sehingga mendorong kepala perusahaan pembuat makanan terbesar di Venezuela “Empresas Polar” mempublikasikan surat permohonan dialog yang ditujukan kepada Presiden Maduro.
Kenaikan upah 30 persen kali ini hanya berselang empat bulan setelah kenaikan upah 15 persen pada bulan Januari lalu, dan kini upah minimum buruh di Venezuela menjadi 7.324 bolivares atau sekitar 1.153 dolar per bulan.
Para ekonom mengatakan kenaikan upah ini tampaknya akan semakin memperburuk inflasi – yang sudah diikuti dengan kelangkaan barang – dan dinilai akan menimbulkan malapetaka pada perekonomian Venezuela yang sangat tergantung pada minyak. Inflasi Venezuela tahun lalu mencapai 69 persen atau yang tertinggi di dunia.