Ahad 03 May 2015 09:57 WIB

Demi Palestina, Hamas dan Fatah Diminta Rujuk

Seorang anak tengah memegang bendera Palestina di Gaza. Hingga saat ini, pembicaraan damai Israel-Palestina berjalan alot, Hamas selaku otoritas di Gaza menginginkan Israel mencabut blokade. Sebaliknya, Israel menolak usulan tersebut.
Foto: AP
Seorang anak tengah memegang bendera Palestina di Gaza. Hingga saat ini, pembicaraan damai Israel-Palestina berjalan alot, Hamas selaku otoritas di Gaza menginginkan Israel mencabut blokade. Sebaliknya, Israel menolak usulan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter mengatakan ia membahas dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas serangkaian masalah mendasar termasuk situasi saat ini dan masa depan bagi rakyat Palestina."Kami datang ke sini untuk mewakili harapan rakyat Palestina. Oleh karena itu, kami berharap bisa menyaksikan penyelenggaraan pemilihan umum Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem akan menjadi langkah penting buat mereka," kata Carter,

Ia menyatakan delegasinya membahas penerapan kesepakatan perujukan yang dicapai pada April lalu di Jalur Gaza antara HAMAS dan Fatah. Ditambahkannya, "Dewan kami akan melakukan segala upayanya guna melaksanakan kesepakatan ini."Pada Ahad (26/4) Komite Pemilihan Umum Sentral Palestina (CEC) mengumumkan siap menyelenggarakan pemilihan presiden dan anggota parlemen di Wilayah Palestina.

Di dalam satu pernyataan, CEC mengatakan komite itu siap menerima dekrit presiden yang menetapkan tanggal bagi penyelenggaraan pemilihan umum di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Jerusalem Timur sejalan dengan peraturan dan hukum pemilihan umum Palestina."Komite menyelesaikan proses pendaftaran orang yang memiliki hak untuk memberi suara dan memiliki daftar 1.951.799 lelaki dan perempuan sebagai pemilih," kata CEC di dalam siaran pers kepada wartawan pada Senin (27/4).

Daftar itu, katanya, berisi 78,6 persen dari seluruh warga di Wilayah Palestina yang memiliki hak untuk memberi suara. Catatan tersebut diubah dan diperbarui selama pekan pertama Maret, kata pernyataan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement