REPUBLIKA.CO.ID, SADAO -- Polisi Thailand bersama relawan kembali menemukan enam jenazah yang diduga korban perdagangan manusia, setelah menggali kuburan massal di Sadao, Provinsi Songkhla, Thailan Selatan, Sabtu (2/5). Penggalian dilakukan menyusul ditemukannya empat mayat yang diyakini imigran dari Myanmar dan Bangladesh.
Petugas memperkirakan ada sekitar 30 mayat yang dikubur di tempat yang berada jauh di dalam hutan tersebut.
Wakil Kepolisian Royal Thai, Komjen Aek Angsananont mengungkapkan, pihak berwenang baru mengetahui keberadaan bangunan tersebut. Penyelidikan dilakukan setelah ditemukan satu-satunya korban selamat Jumat kemarin.
“Kami mendengar berita tentang kamp ini dan berkali-kali mencoba menemukannya,” kata dia dikutip dari Arab News, Ahad (3/5).
Tapi, lanjut dia, karena lokasinya yang berada jauh di dalam hutan membuat tim sedikit kesulitan menemukan. Ia meyakini mayat-mayat tersebut ada kaitannya dengan perdagangan manusia.
Lebih jauh Aek mengungkapkan, banyak imigran gelap dari Myanmar Barat dan Bangladesh yang melakukan perjalanan berbahaya melalui laut untuk menghindari penganiayaan agama dan etnis untuk kemudian mencari pekerjaan di Malaysia dan Thailand.
Keadaan itu yang kemudian dijadikan kesempatan bagi sebagian pihak untuk melakukan perdagangan manusia.